Kulit Ikan Dijadikan Sepatu, Begini Proses Pembuatannya
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Tingkatkan kembali gairah perajin sepatu kulit di kawasan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, Balai Pengembang Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) melatih puluhan perajin sepatu memanfaatkan kulit aneka ikan untuk dijadikan sepatu berbahan dasar kulit ikan.
Diharapkan dengan terciptanya aneka jenis sepatu dari kulit ikan akan kembali mendengungkan nama kawasan Tanggulangin di mata dunia.
Bila umumnya sepatu terbuat dari kulit sapi atau lembu, berbeda dengan upaya yang dilakukan BPIPI di kawasan Tanggulangin. BPIPI melatih puluhan perajin kulit untuk mengolah berbagai kulit ikan untuk dijadikan bahan baku pembuatan sepatu kulit ikan.
Dengan cara pengolahan yang cukup mudah yakni memisahkan kulit ikan seperti kakap, nila, ikan pari hingga lele dengan badan ikan keseluruhan. Kulit yang sudah dipisahkan dari dagingnya kemudian dilakukan penyamakan.
Proses penyamakan dilakukan dengan merendam kulit ikan ke dalam air yang sudah dicampur kapur dan beberapa bahan kimia khusus dan akhirnya dikeringkan untuk mendapatkan tingkat kulit ikan yang baik untuk bahan baku sepatu.
Pada dasarnya semua jenis ikan bisa dipakai menjadi sepatu, namun khusus ikan laut mempunyai daya tahan paling bagus. “Kalau biasanya kulit ikan hanya menjadi asesoris atau pemanis sepatu, kali ini kita memakainya sebagai bahan utama,” kata Eka Putri (37) peserta pelatihan.
“Ketahanan sepatu dari kulit ikan cukup bagus tergantung proses penyamakan tadi dan jenis ikan yang dipilih. Biasanya yang paling bagus ikan kakap dan ikan pari, karena tebal dan teksturnya kasar,” tambah Eka Putri.
Setelah proses penyamakan, kulit ikan yang sudah kering baru dibentuk sesuai cetakan sepatu. Setelah itu diberi pewarna khusus agar menarik. Sebelum sepatu-sepatu kulit ikan ini dijual, BPIPI akan melakukan pengujian kekuatan sepatu kulit ikan tersebut dengan aneka alat yang dipakai juga oleh industri sepatu besar.
“Setelah sepatu jadi, kita akan mengujinya dengan prosedur pengetesan yang sudah distandarisasi sebelum dijual ke pasaran,” ujar Fajar Alam Yudha, penguji mutu barang laboratorium alas kaki BPIPI Sidoarjo.
Hingga saat ini proses pengerjaan sepastu kulit ikan laut terus dilakukan dengan harapan para perajin kulit di kawasan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dapat bangkit dan memperoleh nama sebagai produsen aneka kerajinan kulit di mata dunia. (wob)