Mahasiswa UWP Prigen Bantu Warga Desa Pasarkan Batik Lewat Internet

PASURUAN, SURYAKABAR.com – Pemasaran produk warga menjadi masalah bagi desa di Jawa Timur. Persoalan itu ditangkap mahasiswa Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya di Prigen dengan terjun langsung ikut memasarkan produk batik secara online melalui internet.

12 Mahasiswa mengabdikan diri memasarkan produk-produk milik Desa Karangjati Pandaan, Pasuruan. Di desa ini terdapat potensi produk yang bisa dikembangkan, salah satunya batik.

Pengrajin batik ini memberi nama produk andalannya ‘Batik Daun Jati’, karena daun jati menjadi ciri khas desa. Dari produk itu, masyarakat belum mampu memasarkan melalui online, mereka banyak memasarkan lewat offline (jual-beli langsung).

“Kami melihat masyarakat kesulitan memasarkan batik melalui online. Padahal, kesempatan penjualan lebih besar,” kata Ketua Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) UWP Surabaya di Prigen, Muhammad Luthfi Alif, Sabtu (28/7/2018).

Luthfi mengatakan, banyak pilihan lokasi untuk mengabdikan diri ditengah masyarakat sebagai persyaratan Tridharma Perguruan Tinggi. Dari berbagai masalah yang ada, dirinya bersama teman-temannya memilih mengembangkan pemasaran batik melalui online. Karena kesadaran menggunakan internet untuk kebutuhan produktif masih sangat kurang. Padahal Indonesia merupakan negara keempat pengguna internet terbesar, setelah Tiongkok, India, dan Jepang.

Saat ini, jumlah pengguna internet di Tanah Air mencapai 132 juta orang. Jumlah tersebut menunjukkan setengah atau lebih dari 50 persen penduduk Indonesia telah bisa mengakses internet. Sementara ratusan juta pengguna internet di Indonesia sebanyak 60 persennya telah mengakses internet menggunakan ponsel pintar (smartphone). “Inikan harus diarahkan. Jadi out put kami nanti bagaimana warga desa bisa menjual barang-barangnya melalui online atau internet,” paparnya.

Kepala Desa Karangjati, Pandaan Pasuruan, Kuyatip mengaku sangat senang dengan keberadaan mahasiswa UWP ke desanya. Menurut dia, kedatangan mahasiswa ini membangkitkan warga sadar internet. Ia mengaku rata-rata warganya sudah mengetahui internet, tetapi masih belum dimaksimalkan dengan menggunakan dengan cara-cara produktif.

“Kami sangat terbantu mahasiswa-mahasiswa ini. Mereka memberi pengetahuan yang sangat besar,” katanya.

Sebetulnya, ungkap dia, banyak potensi yang berada di desanya, tetapi potensi tersebut masih kurang dikembangkan dengan benar. Untuk itu, banyak program-program yang akan dilakukan pengembangan desa. Proses pengembangan ini juga melibatkan anak muda, karena sangat cocok mahasiswa kesini.

“Kami sedang merancang lahan desa di pinggir jalan utama untuk penjualan produk-produk warga. Nanti ada lokasi kuliner dan penjualan batik, saya rasa semua membutuhkan kerja sama semua pihak. Dan kalau bisa nanti desa ini kerjasama dengan kampus UWP,” ungkap Kuyatip. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *