FP-LKP Jatim Luncurkan Care Academy sebagai Program Revolusi Mental

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Forum Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (FP-LKP) Propinsi Jawa Timur menjadikan Hari Kebangkitan Nasional sebagai momentum untuk membangkitkan semangat Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) agar terus meningkatkan diri, meningkatkan tata kelola lembaganya dan tidak malas mengembangkan program pelatihan dan kurikulum guna menyesuaikan kebutuhan pengguna saat ini.

Nun Jamianto, SE., MM Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jatim (DPD FP-LKP) dalam rapat koordinasi organiassi di AJBS, Senin (21/5/2018) mengatakan, saat ini kita sudah masuk di era revolusi industri 4.0 atau era Disrupsi yaitu sebuah kondisi dimana pergerakan dunia usaha dan industri tidak lagi linier seperti menaiki anak tangga tetapi perubahannya sangat cepat, fundamental dan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru serta serba digital.

Maka dari itu Lembaga Kursus dan Pelatihan di Jawa Timur yang jumlahnya lebih dari 3.500 LKP juga harus berubah menyesuaikan perubahan baik dalam melatih dan memberikan pembelajaran maupun menyusun program pelatihan, karena jika masih menggunakan cara lama maka lulusannya tidak akan nge-match dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri saat ini.

“Lulusan sekolah menengah kejuruan, lulusan diploma dan sarjana fress graduade banyak yang kesulitan cari kerja itu bukan karena mereka tidak terampil atau tidak pandai, tetapi lebih dikarenakan mereka tidak tangguh, kurang pede, cemen, mudah mengeluh, kurang bisa berkomunikasi, kurang inisiatif dan kurangnya kemauan kerja,” ungkap pria yang juga direktur LKP Inzaghi Gigantara Surabaya ini.

1-Pemaparan Care Academi oleh Nun Jamianto
Nun Jamianto memaparkan Care Academy.

Untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, FP-LKP Jawa Timur yang merupakan binaan Ditjen Paud dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini mengeluarkan Program Revolusi Mental dengan nama “Care Academy” singkatan dari career excellent dan entrepreneur excellent yaitu program pelatihan link and match yang akan menyambungkan gap luaran pendidikan formal dengan kebutuhan pengguna.

Program ini berisi 6 pilar yaitu Personality Devalopment, Public Speaking, Leadership, The Power of Survival, Skill Acceleration dan Nasionalisme kebangsaan. Program ini dikeluarkan FP-LKP karena Nun Jamianto yang juga wakil ketua Forum Komunikasi Pelatihan dan Pemagangan dengan Industri FK-PPID Jatim ini sering kali dikeluhi para HRD tentang kondisi kebanyakan SDM saat ini dan banyaknya pelamar kerja yang datang rata-rata tidak memenuhi syarat yang dibutuhkan perusahaan bukan karena tidak terampil atau tidak pintar tetapi lebih dikarenakan mereka kurang antusias atau kekurangan di soft skillnya.

Ketua Pembina Forum Pengelola LKP Jatim Dr. Harun, M.Si mengatakan, sebagai ketua pembina saya sangat setuju dan mendukung lahirnya program Care Academy, karena selama ini pendidikan formal sudah melakukan pembelajaran dengan baik, sehingga skill dan kecakapan itu sudah didapatkan oleh lulusan pendidikan formal namun masih perlu menambah dari beberapa aspek.

“Mudah-mudahan program Care Academy ini bisa melengkapi kompetensi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan DuDi,” ungkap mantan Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur ini kepada suryakabar.com.

Memang jumlah pengangguran terbuka di Jawa Timur tahun 2018 ada penurunan sedikit yaitu dari 4 persen di tahun 2017 menjadi 3,85 %, namun angkanya masih tergolong tinggi sekitar 809.45.000 orang dari total angkatan kerja yang jumlahnya 21 juta orang. Namun jumlahnya akan bertambah, karena adanya pengaruh lulusan SMA dan SMK pada Juni serta wisuda perguruan tinggi yang biasanya dilaksanakan pada September sampai Desember.

Oleh karena itu FP-LKP jatim akan terus menghidupkan forum ini sebagai ajang diskusi bagi pengelola LKP dan menjalin komunikasi dengan DuDi atau stakeholder lainnya. Forum ini nantinya akan bermanfaat untuk saling tukar informasi kebutuhan antara LKP dengan industri maupun masukan bagi pemerintah. Selama ini lulusan sekolah kesulitan mencari kerja, namun sebaliknya perusahaan juga kesulitan mencari tenaga kerja dan LKP juga masih meraba-raba untuk melatih peserta kursus demi menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna. (hrd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *