UNAIR Raih Juara Kompetisi Bridge Yunior Asia Pasifik
SURABAYA – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali meraih prestasi. Prestasi kali ini berasal dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bridge yang meraih juara beregu dalam kompetisi Asia Pacific Bridge Federation Open Youth Championship 2018 kategori Yunior U-26.
Kompetisi dengan cakupan peserta se-Asia Pasifik itu diselenggarakan APBF (Asia Pacific Bridge Federation) dibantu GABSI (Gabungan Bridge Seluruh Indonesia) sebagai tuan rumah di Wisma Kinasih, Bogor, 13-20 April 2018.
Prestasi membanggakan itu diraih enam anggota tim. Empat atlet asal UNAIR, dan dua lainnya gabungan atlet junior Jatim. Mahasiswa asal UNAIR antara lain Restu Narendra (mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan), Reza R. (mahasiswa Fakultas Keperawatan), Fatur R. (mahasiswa Fakultas Keperawatan), dan Stefanus Endras Wijayanto (mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi).
Stefanus menegaskan, peluang merebut juara sangat kecil jika minim latihan. Untuk mempersiapkan kompetisi itu, lanjutnya, latihan dilakukan dua kali seminggu selama dua bulan.
“Intensif latihan dua kali seminggu. Satu kali di weekday dan satu kali di weekend. Dilakukan dengan tatap muka, pemberian teori, dan praktik secara team match,” terang Stefanus di Surabaya, Rabu (25/4).
Sebelum kompetisi berlangsung, lanjut Stefanus, tim sempat mengikuti Piala Wali Kota Surabaya dan Ubaya Cup pada Maret 2018. “Sebagai ajang pemanasan,” jelas Stefanus.
Tak hanya itu, tim juga melakukan latihan secara online seminggu sekali dengan menggunakan aplikasi Bridge Base Online dan mengikuti turnamen online.
Dengan latihan yang intensif, dari awal, mereka sudah menarget merebut juara. “Puji Tuhan target itu tercapai,” lanjutnya.
Stefanus melanjutkan, babak penyisihan kompetisi berjalan normal dan lancar. Namun setelah masuk babak semifinal, Kamis (19/4/2018), ketegangan lebih sering muncul. Meski demikian, masing-masing anggota tim menunjukkan performa terbaik mereka.
“Lawan paling sulit dihadapi, China dan Hong Kong. Kami bertemu di semifinal. Sebelumnya di babak penyisihan, China dan Hong Kong di peringkat satu, sedangkan UNAIR peringkat 4. Sempat kalah di segmen 1 dan 2, tapi kami bangkit di segmen 3,” terang Stefanus.
Stefanus berharap, melalui kemenangan ini akan banyak mahasiswa yang bergabung di UKM Bridge. Ia juga berharap, prestasi mahasiswa yang tergabung dalam UKM Bridge dapat memacu semangat mahasiswa lain untuk juga mengharumkan nama UNAIR, baik di kancah nasional maupun internasional. (mer)