ITS Gelar Camp Nasional, Bangkitkan Internasionalisasi Mahasiswa
SURABAYA – Tantangan dunia global menuntut mahasiswa Indonesia aktif dalam proses pembelajaran internasional. Terkait hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menggelar kegiatan Camp Nasional Internasionalisasi Mahasiswa yang diikuti 22 peserta dari sembilan universitas di Indonesia, 5-10 Maret 2018.
Sembilan universitas yang terlibat dalam kegiatan tersebut berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Antara lain Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Tadulako, Universitas Kalimantan Utara, Politeknik Negeri Bandung, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Politeknik Negeri Jember, Universitas Surabaya, Universitas Internasional Semen Indonesia dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Dalam kegiatan ini diberikan pelatihan intensif yang bertujuan mengajak seluruh mahasiswa Indonesia yang merupakan pengurus dari berbagai organisasi mahasiswa. Hal ini sebagai upaya menginisiasi pergerakan internasionalisasi di perguruan tinggi masing-masing.
Dr Ir Maya Shovitri, MSi selaku Wakil Direktur Penerimaan dan Mobilitas Direktorat Hubungan Internasional (Internasional Office) ITS mengatakan, semakin menghilangnya pembatas antara negara-negara di dunia akibat globalisasi, membuka ruang yang luas untuk pertukaran informasi di berbagai bidang. Tak terkecuali pendidikan.
Menurutnya, peringkat daya saing Indonesia yang dirilis World Economic Forum (WEF) dari 37 menjadi 41 di dunia, salah satunya disebabkan masih rendahnya tingkat pendidikan di negeri ini. Untuk itu dibutuhkan wadah untuk mengembangkan pendidikan mahasiswa Indonesia menuju kancah internasional.
“Dengan melakukan internasionalisasi yang menjunjung nilai nasional, mahasiswa Indonesia tidak hanya berkontribusi untuk negaranya, namun juga menyumbangkan pemikiran bagi dunia global,” ungkap dosen Biologi ITS ini, di Surabaya, Selasa (6/3/2018).
Di sisi lain, Ketua Pelaksana Camp Nasional, Salma Arizka Putri, menyebut, program yang mulai digelar pertama kali pada Februari 2017 ini dapat memberikan bekal berupa soft skill atau keahlian yang dapat digunakan peserta saat pulang ke universitasnya masing-masing. “Peserta layaknya mendapat LKMM (Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa) dari ITS,” tutur mahasiswi Teknik Industri ITS angkatan 2016 tersebut.
Dalam kurun waktu lima hari ke depan, peserta akan diberikan pelatihan terkait internasionalisasi, kunjungan ke Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, kunjungan ke Rumah Bahasa, mendapat informasi terkait volunteer atau relawan kegiatan internasional, manajemen kegiatan berbasis Analisis Kondisi Lingkungan (AKL) dan strategi, serta tentunya diberikan berbagai kasus menarik yang akan mereka selesaikan melalui diskusi antar kelompok.
Dari hasil akhir rangkaian kegiatan ini, menurut Salma, diharapkan para peserta yang mengikuti progam Camp Nasional mampu membawa nafas internasionalisasi di universitasnya masing-masing, serta tercapainya kerjasama untuk semakin membawa Indonesia menuju peradaban global. (mer)