Tidak Ingin Jadi Juru Kunci Lagi di Porprov Jatim, Dispora Bangkalan Datangkan Doktor Olahraga
BANGKALAN, SURYAKABAR.com – Kontingen Kabupaten Bangkalan menjadi juru kunci pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V/2015 di Banyuwangi. Mereka hanya mendulang tiga keping medali. Rinciannya, satu medali perak dan dua perunggu, tanpa medali emas.
Atlet-atlet dari tiga kabupaten di Pulau Madura lainnya, Pamekasan, Sampang dan Sumenep mampu menyumbangkan medali emas.
Kabupaten Pamekasan memetik 6 medali emas, 3 perak, dan 9 perunggu dan menempati peringkat 18. Kabupaten Sampang di urutan 27 dengan perolehan 5 medali emas, 1 perak, dan 5 medali perunggu, sedang Kabupaten Sumenep berada di urutan 32 dengan perolehan 1 medali emas, 2 medali perak, dan 8 medali perunggu.
Tidak ingin kegagalan itu terulang pada Porprov Jatim VI/2019, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bangkalan mengumpulkan sejumlah pengurus cabang olahraga (cabor) dalam Ngobrol Bareng untuk Membangun Prestasi Olahraga Kabupaten Bangkalan di Aula Dispora Bangkalan, Kamis (15/2/2018).
Selain pengurus cabor, Dispora juga menghadirkan Ketua Komisi D DPRD Bangkalan Hosyan Muhammad, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Moh Fahri, dan sejumlah awak media.
Pemateri yang dihadirkan adalah akademisi bergelar doktor di bidang olahraga sekaligus Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK Universitas Negeri Surabaya, Imam Syafii.
Kepala Dispora Kabupaten Bangkalan H Moch Sa’ad Asjari mengungkapkan, Ngobrol Bareng tersebut digelar untuk mengurai permasalahan dan mencari solusi terkait keterpurukan prestasi olahraga di Bangkalan.
“Ini berangkat dari hati. Bangkalan sejatinya punya potensi untuk lebih berprestasi. Penduduk lebih dari 1 juta jiwa, namun sulit mencari 11 pemain sepak bola, atlet bulu tangkis, dan atlet cabor lainnya,” ungkap Sa’ad.
Menurutnya, Bangkalan memiliki infrastruktur seperti Stadion Gelora Bangkalan (SGB), namun tidak memiliki tim sepak bola. Malahan, SGB dijadikan home base tim sepak bola asal Kabupaten Pamekasan, Persepam Madura Utama (PMU).
“Kita ada potensi, tinggal menyatukan visi bersama pemangku kebijakan untuk memajukan dunia olahraga di Bangkalan,” jelasnya.
Pemateri Imam Syafii mengungkapkan, simpul-simpul problematika di dunia olahraga biasanya terjadi di sektor organisasi, pembinaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan kerjasama lintas sektoral.
Menurutnya, konflik internal dan dualisme kepengurusan di suatu organisasi akan menghambat jalannya program dan kegiatan.
“Long term athlete development atau pembibitan atlet berkelanjutan, kompetisi, dan penerapan iptek akhirnya tidak berjalan,” ungkap pendiri dan pemilik Indonesian Soccer Academy (ISA) itu.
Problematika lainnya, lanjut pria kelahiran Desa Jaddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan, adalah minimnya pelatih, perangkat pertandingan, dan perangkat penunjang bersertifikat.
“Termasuk belum terjalinnya kerjasama dengan lembaga pemerintah. Misal dengan dinas kesehatan untuk mengontrol gizi atlet,” pungkasnya.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bangkalan Hosyan Muhammad mengaku prihatin atas minimnya alokasi anggaran di Dispora maupun untuk KONI Bangkalan. “Saya bandingkan dengan kabupaten lain di Jatim, kenapa Bangkalan tidak bisa,” ujarnya.
Ke depan, ia meminta Dispora membuat program sebanyak-banyaknya. Seperti pembuatan lapangan olahraga di desa dan kecamatan.
“Diskusi seperti ini harus ada tindak lanjut, tidak hanya berhenti di sini. Minimal prestasi mampu unggul dari kabupaten lain di Madura,” pungkasnya.
Hasil dari pertemuan ini tengah dikaji di internal Dispora untuk menentukan Ngobrol Bareng selanjutnya. Belum disepakati apakah akan digelar tiga bulan sekali atau setahun sekali. (met)