Mahasiswa UWP Tertarik Buat Kota Baru di Bali
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Provinsi Bali termasuk destinasi wisata terbaik di dunia. Predikat ini membawa dampak terhadap keberadaan kota, mulai kepadatan bangunan hingga menipisnya lahan dan sumber energi.
Kondisi ini diketahui dengan semakin meningkatnya pembangunan fasilitas di kota, seperti hotel, tempat hiburan, restoran, dan lokasi-lokasi wisata yang terus dikembangkan. Fakta ini membuat kebutuhan sumber energi meningkat, mulai listrik dan gas. Belum lagi adanya kemacetan, polusi, kebisingan, serta berkurangnya lahan hijau untuk bermain dan refresing bagi masyarakat.
“Perlu adanya alternatif untuk pengembangan kota yang ada di Bali menjadi Kota Mandiri. Mulai dari kondisi lingkungan hingga energi baru terbarukan,” kata Nurleila Jum’ati, Dosen Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya.
Nurleila menuturkan, dengan adanya permasalahan-permasalahan di Bali memunculkan ide-ide baru. Ia mengaku mahasiswa perlu memiliki ide untuk membuat terobosan dalam pengembangan lingkungan yang ramah, kemudian memakai energi yang benar-benar baru, berupa energi baru terbarukan.
Ada sekitar lima mahasiswa yang bersedia membuat alternatif kota baru. Mereka dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen yakni Mieldo Riesal, Arvendo Yogha Wardana, Nanang Wudy Setiawan Cahya Adi, Annisha Ula Banati (FEB Prodi Akuntansi) dan Muhamad Ubaidillah dari Fakultas Teknik Industri. Para mahasiswa ini membuat usulan pemikiran baru ke pemerintah melalui Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT).
Usulan tersebut tertuang dalam ‘Delta Digitek (Model Kota Mandiri Energi Terintegrasi Teknologi) di Kota Bisnis Denpasar dan Kota Hunian Nusa Penida’.
Kota Penida menjadi pilihan, karena Nusa Penida Bali memiliki potensi wisata sangat besar, terutama wisata Bahari. Nusa Penida ditetapkan sebagai bagian dari segitiga terumbu karang dunia. Artinya, kota ini akan menjadi magnet wisatawan di waktu mendatang.
Untuk itu, perlu adanya inovasi baru sebagai upaya meningkatkan kualitas gaya hidup di Nusa Penida. Inovasi ini lebih pada penataan kota dan pemanfaatan sumber daya alam alternatif yang ramah lingkungan. Kondisi inilah yang nantinya Nusa Penida akan semakin dikenal di dunia internasional. “Jadi masyarakat sana (Nusa Penida) nanti akan memanfaatkan sumber energi alternatif seperti angin, air, gas, dan matahari. Itu akan dipadukan dan memenuhi semua kebutuhan penghuni yang ada di sana (Nusa Penida),” jelas Leila, panggilan Nurleila.
Yang lebih penting, keberadaan inovasi ini akan meningkatkan produktivitas masyarakat di Nusa Penida. Masyarakat yang mayoritas nelayan, nantinya akan mendapatkan hasil dengan mengelola energi alternatif. Untuk itu, perlu adanya keseriusan pemerintah guna menseriusi ide ini menjadi nyata, baik melalui penelitian maupun pengembangan yang dilakukan secara berkelanjutan.
“Kami berharap pemerintah menindaklanjuti ide pembuatan kota baru dengan energi alternatif ini. Dampaknya sangat luar biasa kedepannya,” papar Leila. (arf)