Dorong Kejujuran, Mahasiswa Ubaya Gelar Tari Bakpao

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Kasus dugaan korupsi yang menyeret Ketua DPR Setya Novanto mengusik mahasiswa. Mereka melakukan aksi untuk berbuat kejujuran dan menghormati proses hukum yang dijalankan.

Mereka menulis ‘Jujur Harga Mati’, kemudian ‘SaveBakpao’. Kampanye sikap jujur ini diperlihatkan dengan tarian oleh 13 mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tari Ubaya. Mereka mengkreasikan bentuk kritikan melalui koreo gerak modern dance.

Tarian berdurasi lima menit dengan menggunakan properti bakpao yang ditempel di kepala menandakan sebagai bentuk menyuarakan kejujuran. Tak luput salah satu mahasiswa memeragakan gerak tablo dengan make up warna hitam pekat menandakan sebuah tiang listrik. Setting panggung di Gazebo FIK kampus Tenggilis ini menggambarkan tragedi kecelakaan Setya Novanto.

“Kita harus jujur. Jika melihat bakpao dan tiang listrik itu artinya jujur. Melalui kampanye tarian bakpao menjadikan contoh, kejujuran itu sangat penting,” kata Pembina UKM Tari Ubaya Guguh Sujatmiko, Selasa (21/11/2017).

Dosen Fakultas Industri Kreatif ini menyebut, tarian bakpao sebagai langkah awal, mahasiswa Ubaya harus bersikap jujur. Mulai pada saat mahasiswa mengerjakan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). “Semoga saja langkah ini bisa dicontoh masyarakat luas,” terangnya.

Ditanya mengenai tarian bakpao sebagai bentuk kritikan kepada Setya Novanto, Guguh justru menjabarkan, lebih dari itu. Pasalnya, sebuah kejujuran bukan hanya dari kalangan elit politik saja, melainkan masyarakat pada umumnya.

“Karena kasus ini (korupsi e-KTP) sangat besar dan masih hangat, kami berharap bukan kasusnya yang diingat. Tapi kami berusaha masukkan ke hal-hal positif yaitu memegang teguh kejujuran. Bakpao dan tiang listrik sebagai simbol kejujuran,” jelasnya.

Ketua UKM Tari Ubaya, Elyna Artha menuturkan, proses pemilihan gerak dan tema tari bakpao membutuhkan waktu tiga minggu. “Tarian ini merupakan bentuk menyuarakan kejujuran kepada mahasiswa di lingkungan kampus Ubaya,” terangnya.

Para penari bakpao, lanjut mahasiswa semester V Fakultas Bisnis dan Ekonomika, memakai ikat kepala untuk menempelkan bakpao dengan diameter 10 sentimeter dan berkostum atasan serba putih laiknya pemain pantomim. Sekujur wajah di cat putih. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *