PCNU Kota Surabaya Gelar Maulid Nabi Muhammad dan Haul Nasional Syuhada Pejuang Resolusi Jihad NU
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya menggelar Maulid Nabi Muhammad dan Haul Nasional Para Syuhada Pejuang Resolusi Jihad NU di halaman kantor PWNU Jawa Timur Surabaya, Minggu (25/12/2016).
Kegiatan ini selain ditujukan untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad, PCNU Kota Surabaya juga khusus mempersembahkan doa bagi pahlawan Nasional
Peringatan tersebut diiringi tarian sholawat Ishari, salah satu sholawat tarekat tertua di Indonesia.
Gelar sholawat Ishari melibatkan 1.600 orang. Dipimpin seorang Hadi (pemimpin, penunjuk) di atas panggung sebelah depan dan dikelilingi 60 pemukul rebana. Di hadapannya, berbaris seribu orang Jamaah Roddat (penjawab) dalam formasi 33 baris ke samping dan 30 baris ke belakang.
Diiringi tabuhan rebana yang khas, para jamaah Roddat yang sebagian besar berasal dari Surabaya, Jombang dan Pasuruan ini bergerak ritmis mengikuti syair sholawat dan tabuhan rebana. Tarian dan budaya sholawat ini diciptakan KH. Munif Sya’roni, Baujeng, Pasuruan.
Jamaah yang berpakaian hijau tersebut berlutut, menunduk, melambai dan bertepuk tangan. Sesekali tampak seperti gelombang lautan, sesekali tampak seperti rumput yang ditiup angin.
Setiap gerakan, irama tabuhan, jumlah baris dan lambaian tangan jamaah Ishari memiliki filosofi khusus. Semuanya bernilai ibadah dan dzikir kepala Allah SWT. Gerakan bersama melambangkan makhluk di alam semesta yang bertasbih bersamaan. “Semua makhluk bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW,” kata Usman, Ketua 1 Pengurus Pusat Jamaah Ishari.
Sementara peringatan Haul terdiri dari pembacaan yasin dan tahlil. Dipersembahkan untuk para pahlawan nasional Indonesia pada umumnya dan tokoh-tokoh dari NU. Mereka adalah KH Hasyim Asyari, KH. Wahab Chasbullah, KH. Wahid Hasyim, KH. Idam Chalid, KH. Letnan Hasyim Latief, dan KHR. Asad Syamsul Arifin. “Yang paling utama adalah dua proklamator kemerdekaan,” kata Muhammad Faishol, Ketua Penyelenggara.
Para tokoh NU yang hadir di antaranya wakil rais ‘am PBNU, KH. Miftachul Akhyar, KH. Haschib Wahab, putra KH. Wahan Chasbullah, Kapolrestabes Surabaya Kombespol Muhammad Iqbal, dan jajaran PCNU Surabaya.
Wakil Rois Aam KH Miftakhul Achyar mengatakan, kegiatan ini harus tetap dilakukan agar mampu mengambil pelajaran dari nilai nilai perjuangan para syuhada yang telah berjuang membentuk negara ini.
Hal yang sama juga dikemukakan Ketua PCNU Surabaya, Muhibbin Zuhri berharap peringatan ini mampu membangkitkan kembali nilai-nilai kepahlawanan. Hal tersebut penting sebagai ruh perjuangan NU pada masa-masa mendatang.
Bangsa Indonesia saat ini sangat membutuhkan suntikan nilai-nilai kebangsaan. Utamanya yang berkaitan dengan masalah keberagaman. Apa yang dilakukan para pendiri NU masa lalu, adalah meletakkan fondasi Indonesia diatas keberagaman tersebut. “Kita mesti ingat, pendiri bangsa dan pendiri NU menghimpun keberagaman, bukan menguatkan perbedaan,” kata Muhibbin.
Perayaan juga melestarikan kebudayaan NU seperti tarian sholawat Ishari. Sejalan dengan visi NU Urban yang diusung PCNU Surabaya yakni tetap menguatkan tradisi keagamaan di tengah kehidupan metropolitan. “NU dan semangat kepahlawanan tidak akan terpisahkan,” ujarnya. (mer)