Universitas Brawijaya Bakal Buka Prodi Peternakan Berbasis AI
MALANG, SURYAKABAR.com – Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Brawijaya akan membuka program studi baru berbasis Artificial Intelligence (AI) tanpa menambah kuota mahasiswa baru, tetapi dengan pembagian porsi pada program studi yang sudah ada.
Demikian disampaikan Dekan Fakultas Peternakan, Prof. Dr. Ir. Muhammad Halim Natsir. S.Pt., MP., IPM., ASEAN Eng saat membuka Tasyakuran Dies Natalis Fapet ke-63, Sabtu (26/10/2024).
Pendirian program studi S1 baru dengan nama Industri Peternakan Cerdas. Prosesnya sudah diajukan ke Rektor dan dikoreksi Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP).
Pembuatan prodi baru ini disampaikan Dekan Fakultas Peternakan, Prof. Dr. Ir. Muhammad Halim Natsir. S.Pt., MP., IPM., ASEAN Eng sudah melalui diskusi dengan Fakultas Ilmu Komputer (Filkom).
“Artinya, kita tidak dalam rangka membuat algoritmanya, tidak dalam rangka menghasilkan sensornya, tetapi Implementasi dalam bidang peternakan, seperti menghasilkan/menganalisis big data, penggunaan sensor, penggunaan software dengan memanfaatkan artificial intellegent,” jelasnya.
Prof Halim mengilustrasikan peran AI pada dunia peternakan salah satunya pada pembuatan formulasi pakan. Ahli dari Filkom bisa saja mengatakan pakan ini sudah benar, karena kandungannya sudah sesuai. Tapi ahli di bidang Peternakan bisa melihat kesalahan di formula tersebut, bisa dibuktikan dengan memberikan pakan tersebut langsung ke ternak.
“Coba saja diberikan ke ternak, karena ternak tidak bisa makan dalam jumlah banyak,” lengkapnya.
Prodi baru ini disampaikan Dekan terdiri dari 40 persen akan membahas tema kuliah sistem cerdas dan artificial intellegent. Sedang sisanya tetap akan membahas masalah peternakan.
“Ini sudah kita bahas dengan Dosen-dosen Filkom, Dekan dan WD 1 nya, itu sudah ketemu,” katanya.
Prodi serupa ini disampaikan Halim, belum dimiliki Indonesia. Namun, di belahan benua lain seperti Eropa, Australia dan negara Asia lainnya, sudah ada. Salah satu negara Asia yang memiliki prodi serupa yakni Korea.
Mereka menggunakan istilah yang berbeda, ada yang presisi, smart juga intellegent. Target Fapet tahun ini proses administrasi dirampungkan, sehingga tahun ajaran depan bisa membuka seleksi masuk.
Wakil Dekan Bidang Akademik Ir. Rizki Prafitri, S.Pt.,M.A.,Ph.D menambahkan, saat ini perngajuan sudah mendapat persetujuan dari Majelis Wali Amanat (MWA) UB, selanjutnya fapet mengajukan perbaikan (Sistem Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) ke rektor dan Rektor mendaftarkan nomerklatur dan nomer prodi di DIKTI.
“Semoga pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2025 prodi industri peternakan cerdas sudah dapat menerima mahasiswa baru. Untuk dosen home based dan dosen pengajar juga sudah disiapkan fakultas,” ucapnya.
Selain itu, karena ini prodi baru dan 40% komponen mata kuliah akan berkaitan dengan artificial intellengent maka pihaknya akan bekerjasama dengan FILKOM dan beberapa pengajar mata kuliah tertentu berasal dari FILKOM. (abs)