2.165 Mahasiswa Ubaya Terima Beasiswa di Peringatan Hari Sumpah Pemuda
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Sebanyak 2.165 mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) menerima beasiswa saat peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024, Senin (28/10/2024).
Pemberian beasiswa tersebut, dilakukan saat upacara bendera di lapangan depan Perpustakaan Kampus Ubaya Tenggilis Surabaya. Seluruh sivitas akademika Ubaya yang menjadi peserta upacara mengenakan baju adat.
Wakil Rektor III Ubaya Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof Dr apt Christina Avanti menjelaskan, ada lima kategori beasiswa yang diberikan Ubaya. Yakni, beasiswa prestasi kurikuler, beasiswa prestasi olahraga dan seni, beasiswa prestasi penalaran dan kreativitas, beasiswa aktivis, serta beasiswa bantuan biaya pendidikan simpati.
“Total 2.165 beasiswa tersebut meliputi beasiswa pendanaan murni dari Ubaya yang diterima 2.073 mahasiswa, beasiswa dari pemerintah yang diberikan kepada 58 mahasiswa, dan beasiswa dari partisipasi masyarakat untuk 34 mahasiswa,” jelas Prof Christina.
Prof Christina mengatakan, beasiswa diberikan dalam bentuk bantuan dana biaya pendidikan per semester (Uang Penyelenggaraan Pendidikan), uang saku, serta bantuan biaya studi lainnya. Para penerima beasiswa diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mencapai prestasi akademik yang lebih baik.
“Mereka dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan dan menjadi pemimpin yang berintegritas, serta berkontribusi bagi masyarakat dan negara. Selain itu, pemberian beasiswa ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak generasi muda untuk mengejar pendidikan tinggi tanpa terkendala masalah finansial,” ungkapnya.
Menurut Prof Christina, beasiswa diberikan bertepatan dengan momen perayaan Hari Sumpah Pemuda untuk mendorong semangat kepemudaan, nasionalisme, dan peran aktif generasi muda dalam pembangunan bangsa.
“Tak hanya dirayakan dengan pemberian beasiswa, Hari Sumpah Pemuda kali ini dirayakan Ubaya dengan serentak memakai baju adat saat upacara. Baju adat dipakai jajaran pimpinan Ubaya, dosen, tenaga kependidikan, hingga seluruh mahasiswa,” terangnya.
Prof Christina menegaskan, baju adat yang dikenakan bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai kebhinekaan dan persatuan di tengah keberagaman budaya Indonesia, yang selama ini telah dilakukan Ubaya.
“Dengan menonjolkan pakaian adat, kegiatan ini memberikan pesan, meskipun Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, semua bersatu dalam satu semangat sebagai bangsa Indonesia. Konsep ini juga ingin menegaskan kembali pentingnya Sumpah Pemuda sebagai tonggak persatuan bangsa,” pungkasnya. (aci)