Berita Sidoarjo
Menengok Kampung Bebek dan Telur Asin Desa Kebonsari Kecamatan Candi Sidoarjo

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Desa Kebonsari, Kecamatan Candi merupakan salah satu desa unggulan Kabupaten Sidoarjo yang terkenal akan produksi telur asin dan bebek.

Sejak puluhan tahun lalu, Desa Kebonsari menjadi pusat peternak bebek dan kini berkembang menjadi kampung produsen telur asin.

Setiap pengunjung yang datang di desa ini dapat melihat proses pemeliharaan bebek mulai dari pengolahan pakan hingga produksi telur asin.

Salah satu pengusaha di Kampung Telur Asin dan Bebek, Desa Kobonsari adalah Nur Hidayat (54). Dia adalah perintis usaha peternakan bebek dan pembuatan telur asin di sini. Saat ini dia menjabat sebagai Ketua Kelompok UKM Sumber Pangan.

Baca Juga:  UMKM Binaan Pertamina Bukukan Transaksi Ekspor Sekitar Rp 163,5 Miliar di Trade Expo Indonesia 2024

“Saya mulai beternak bebek di tahun 1995, kemudian di 2005 saya mulai membuat telur asin,” tuturnya, Selasa (15/10/2024).

Sejak tahun tersebut, banyak warga kampung yang awalnya hanya beternak bebek kemudian juga menjadi produsen telur asin.

Nur Hidayat mendorong pengusaha kecil dan menengah di desanya untuk terus berinovasi dalam proses produksi telur asin.

Baca Juga:  Tagana Latih Mitigasi Bencana, Pjs Wali Kota Surabaya: Pelatihan Perlu Lebih Masif hingga Lingkungan Sekolah

Di kampung ini, telur asin dibuat bervariasi, sehingga tidak hanya menghasilkan varian telur asin original saja, namun juga melewati proses seperti dioven, dikukus, diasap, dan berbagai proses lainnya, sehingga menghasilkan aneka rasa.

“Dari proses inovasi ini dapat menambah variasi produk dan meningkatkan nilai jual serta daya tarik telur asin di Kampung Bebek,” jelas Nur.

Baca Juga:  Operasi Zebra Semeru 2024 di Sidoarjo Digelar 14-27 Oktober 2024, Ini Lokasinya

Dibantu tiga pekerja, Nur Hidayat mampu menghasilkan 500 hingga 1.000 butir per hari. Selain menjual di toko, ia juga memasarkan telur asin ke supermarket, bazar, pameran serta penjualan online.

Ia menjual telur asin original mulai harga Rp 3.200 hingga Rp 4 ribu per butir, tergantung ukurannya. Sedangkan untuk telur asin open dan asap harganya hingga Rp 4.500 per butir.

“Pemerintah sangat membantu pemasaran produk kampung kami. Ke depan, kami harap dukungan itu terus bertambah,” imbuhnya. (sat)