Etape 2 Tour de Banyuwangi Ijen Berlangsung Sengit, Dua Kali Terjadi Crash, Pembalap Australia Pertahankan Ijen Sulfur Jersey

BANYUWANGI, SURYAKABAR.com – Pembalap asal Australia, Ryan Cavanagh, dari Kinan Racing Team, Jepang, sukses mempertahankan Ijen Sulfur Jersey (Yellow Jersey) Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2024, kendati di etape dua TdBI 2024, Selasa (23/7/2024) gagal menembus podium atau tiga besar.

Juara etape dua direbut pembalap asal Estonia, Martin Laas dari tim Ferei Quick-Panda Podium Mongolia Team, yang membukukan waktu 3 jam 20 menit 46 detik.

Posisi kedua diraih Abdul Halil Mohamad Izzat Hilmi (Malaysia Pro Cyvling), dan peringkat ketiga disabet Kusuma Terry Yudha dari Kelapa Gading Bikers.

Keberhasilan Ryan Cavanagh mempertahankan Yellow Jersey ini, menyusul adanya crash menjelang garis finish.

Race Director TdBI 2024 Jamaludin Mahmud mengatakan, berdasarkan regulasi apabila terjadi crash di 3 kilometer menjelang finish, pembalap dalam satu peloton (rombongan besar) yang terlibat kecelakaan tersebut maka catatan waktunya dihitung sama.

Baca Juga:  Pembalap Australia Raih Yellow Jersey Etape Pertama Tour de Banyuwangi Ijen 2024

“Seluruh pembalap dalam satu rombongan besar yang terlibat kecelakaan menjelang finish, catatan waktunya dihitung sama atau same time. Terdapat sekitar 50 pembalap yang catatan waktunya sama di etape dua ini,” kata Jamaludin.

Itulah yang membuat Cavanagh tetap berhak menyandang Ijen Sulfur Jersey. Selain itu, Cavanagh juga menyandang G-Land Jersey (Green Jersey), dengan mengumpulkan total 27 poin. Cavanagh mengaku akan terus berusaha untuk mempertahankan Ijen Sulfur Jersey.

“Bertanding di Banyuwangi memang selalu sulit. Jalanan sangat sulit mulai dari belokan hingga nantinya di Gunung Ijen. Saya akan berusaha sekuat tenaga,” kata Cavanagh yang merebut juara di etape pertama.

Etape dua TdBI 2024 yang menempuh rute 153 kilometer, dengan start di Alas Purwo dan finish di Kantor Pemkab Banyuwangi berlangsung sengit.

Bahkan terjadi dua kali crash yang dialami belasan pembalap menjelang garis finish, karena puluhan pembalap saling adu sprint untuk mengamankan kemenangan.

Baca Juga:  Menpora Hadir di Tour de Banyuwangi Ijen 2024, Apresiasi Banyuwangi Konsisten Gelar Sport Tourism Kelas Dunia

Sejak lima kilometer terakhir menjelang finish sekitar 50 pembalap berada dalam peloton, sehingga para sprinter masing-masing tim saling adu kecepatan untuk meraih juara.

Beberapa pembalap melakukan manuver, namun justru menyebabkan crash yang melibatkan belasan pembalap lainnya. Tercatat terjadi dua kali crash di rombongan besar yang membuat banyak pembalap terjungkal.

Pembalap Martin Laas mengaku senang bisa menjadi yang tercepat untuk merebut juara etape kedua. “Saya sangat senang. Ini adalah kerja tim yang brilian. Memang sudah menjadi rencana kami dari awal. Kami melihat peluang saat peloton berhasil mengejar leader. Walaupun menjelang finish cukup kacau, namun saya fokus untuk tetap berada di depan dan akhirnya bisa finis pertama,” ujar Martin Laas usai balapan.

Sebenarnya pembalap CCACHE X PAR KUP, Bentley Niquet Olden, mendominasi sejak 40 kilometer awal hingga 15 kilometer menjelang finish.

Baca Juga:  Tour de Banyuwangi Ijen Terbagi Empat Etape, Sajikan Keindahan Bentang Alam Banyuwangi

Dia meraih intermediate sprint di KM 45,7 Bandara Banyuwangi, KM 91,8 Sumberwadung Genteng, dan KM 118,9 Srono. Bahkan dia juga meraih King of Mountain (KoM) di KM 65,6 Songgon.

Namun ironi, sekitar lima kilometer menjelang finish, Bentley tertangkap peloton dan akhirnya gagal menjadi yang tercepat di etape dua.

“Saya sudah berusaha untuk bertahan lebih lama lagi, tapi tubuh saya berkata lain. Tapi tujuan saya tercapai meraih KoM di etape 2. Saya akan bidik KoM di etape berikutnya karena itu kekuatan saya,” kata Bentley.

Meski gagal menjadi yang tercepat di Etape 2, Bentley mengaku sangat terkesan bisa tampil di Tour de Banyuwangi Ijen.

Menurutnya kompetisi ini menjadi yang paling berkesan bagi dirinya selama mengikuti kompetisi serupa, karena semangat dari masyarakat Banyuwangi yang luar biasa.

“Pendukung di sini sangat luar biasa, saya tidak temukan di kejuaraan lain. Saya dipanggil Incredible Bentley, saya merasa tersanjung,” ujar Bentley.

Bentley juga meminta maaf dirinya gagal meraih podium padahal mendominasi mulai awal menjelang 5 KM terakhir race. Meski demikian Bentley berhak atas Rebound Jersey (Polkadot Jersey) karena berhasil menjadi yang tercepat di King of Mountain. (*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *