PLN Nusantara Power Gandeng ITS Buat Rumah Tahan Gempa dari Limbah Debu
SURABAYA, SURYAKABAR.com – PLN Nusantara Power (PLN NP) bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mempersiapkan inovasi rumah tahan gempa berbahan baku limbah debu (Fly Ash Bottom Ash-FABA).
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, mengatakan, pihaknya berkomitmen mengelola dan mengolah FABA sekaligus sebagai upaya menjaga lingkungan.
Menurut Ruly, masyarakat, UMKM hingga instansi dapat memanfaatkan FABA secara luas. Sebab, FABA masuk kategori sebagai limbah yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).
“PLN NP terbuka kepada masyarakat yang ingin ikut serta memanfaatkan FABA ini. FABA sendiri bukanlah limbah B3, sehingga dapat diolah dan memberikan banyak manfaat. Salah satunya, melalui kerja sama dengan ITS untuk membangun rumah tahan gempa tersebut,” ujar Ruly dalam keterangannya, Minggu (30/7/2023).
Pada 2022, PLTU Paiton menghasilkan FABA sebesar 208.368 ton. Sedangkan, kebutuhan untuk membuat rumah tahan gempa ini mencapai 4.400 kilogram FABA.
FABA sudah dimanfaatkan, di antaranya diolah menjadi paving, batako, pengecoran jalan desa dan sebagainya. Bahkan, PLN NP melalui PLTU Pacitan telah membangun rumah layak huni untuk masyarakat sebanyak tiga unit.
Di sisi lain, PT PLN (Persero) memastikan tidak akan membuang limbah FABA, namun akan lebih mengoptimalkan pemanfaatannya karena dapat memberikan nilai ekonomi atas limbah tersebut terutama bagi masyarakat.
Pemanfaatan FABA dapat mendorong ekonomi nasional karena dapat memberikan nilai ekonomi dari hasil pemanfaatan limbah tersebut untuk berbagai hal di sektor konstruksi, infrastruktur, pertanian dan lainnya.
Manager Senior Transfer Teknologi Office, Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi ITS, Ary Bachtiar, menjelaskan, inovasi ini menjadi terobosan cerdas mengenai penggunaan debu hasil limbah PLN. Inovasi ini bukan hanya sekadar solusi lokal, namun juga memiliki potensi untuk berlanjut ke daerah-daerah lain.
“Inovasi ini memainkan peran penting dalam mengurangi limbah serta meningkatkan efisiensi pengolahan limbah di lingkungan PLN. Melalui pelatihan ini, nantinya masyarakat dapat mengembangkannya sendiri. Sehingga, membuka peluang dalam meningkatkan perekonomian secara berkelanjutan,” ungkap Dosen Teknik Mesin ITS itu.
Para peserta pelatihan juga dibekali edukasi mengenai rumah tahan gempa oleh ahli gempa dari Teknik Sipil ITS, Ir Faimun.
Faimun memaparkan tentang gambaran umum gedung fungsi hunian berupa rumah tahan gempa, serta menekankan pentingnya membangun konstruksi yang kuat dan aman dalam menghadapi potensi bencana gempa. (aci)