Anggota Yuk Muslimah Jatim 2019 dari Sidoarjo, Miliki Bakat Membuat Gaun, Begini Kisahnya
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Sebagai publik figur di bidang modeling hijabers, Sidoarjo dan sebagai anggota Yuk Muslimah Jawa Timur, Anisah Tsabitah Dhiya bisa dibilang remaja multitalenta. Gadis kelahiran Madura 1999, dan tinggal di Sidoarjo itu, selain berbakat menjadi seorang model juga memiliki bakat lain yaitu menjahit gaun.
Saat masih duduk dibangku SMP, Anisah, sapaan akrab Anisah Tsabitah Dhiya sudah hobi menggambar pola atau model busana maupun gaun. Anak pertama dari empat bersaudara pasangan Abdul Manaf dan Diana Ekamarta ini, mulai mendalami hobinya saat masuk di sekolah kejuruan (SMK) pada 2015.
“Alhamdulillah orangtua mendukung. Berkat saran orangtua, saya masuk SMK dan mengambil jurusan busana desain. Apalagi dari keluarga juga ada keturunan penjahit, dari nenek dan ibu,” kata Anisah saat ditemui suryakabar.com, Senin (29/6/2020).
Ia mengaku busana pertama bikinannya adalah kebaya yang dikenakan saat wisuda sekolah, 2018. Karya keduanya adalah, gaun yang dikenakan saat mengikuti Miss Hijab Indonesia 2019, hingga membawanya masuk sebagai finalis.
BACA JUGA:
Seiring berjalannya waktu, keterampilan Anisah mendesain dan membuat gaun semakin berkembang. Akhirnya, mendorong Anisah mulai membuka Modiste, atau suatu tempat semacam butik di Sidoarjo. Modiste itu pun diberi nama Tsabitah d’Collection. Pemasarannya melalui Instagram, di akun @tsabitahdcollection.
“Saya tidak menyangka modiste atau butik saya mulai dikenal masyarakat. Pemasarannya masih mengandalkan kenalan, dan sosmed. Saat ada pesanan saja saya beraktivitas, mulai mendesain hingga menjahit masih saya kerjakan sendiri,” ujarnya.
Biasanya satu gaun jadi, memakan waktu satu hari, kata Anisah. Tapi tergantung tingkat kerumitannya juga. Dan harganya pun masih bisa dibilang terjangkau, mulai Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per gaun, kebayak, atau busana.
“Kebetulan, ada saudara punya usaha kain batik di Madura. Tapi, pelanggan saya bebaskan untuk membawa bahan sendiri atau langsung memesan dari sini. Rata-rata, sebulan membuat 10 sampai 15 potong baju,” terangnya.
Menurut Anisah, untuk menjadikan Modiste atau butiknya menjadi besar, dan lebih terkenal, perlu strategi khusus. Apalagi kini masih dalam masa pandemi Covid-19. Untuk mengakalinya, terlebih dulu ingin fokus dengan hal sederhana, sembari memperkenalkan produk Tsabitah d’ Collection yang baru.
“Karena selama ini masih saya kerjakan sendiri, dan sebagai ajang branding juga, masih akan fokus ke pembuatan produk kerudung. Tapi tetap bagi konsumen yang ingin memesan gaun, kebaya, maupun busana tetap kita layani, tidak ada kendala. Semoga ini menjadi passion saya, dan menjadi besar kedepannya,” pungkasnya. (sty)