Jaga Kesehatan Keluarga, Warga Sekardangan Sidoarjo Manfaatkan Toga dan Terapi Akupresur

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Warga Sekardangan, Sidoarjo yang tergabung dalam kelompok Asuhan Mandiri (Asman) Pesona Telulikur yang berada di Kampung Edukasi Sampah Sidoarjo memanfaatkan toga dan ketrampilan akupresur untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri.

Esther Erawati, Ketua Asman “Pesona Telulikur” ditengah-tengah kegiatan gelar olahan toga dan edukasi akupresur kepada warga Sekardangan, Jumat (29/3/2019) mengatakan, kelompoknya telah dibentuk sejak 2018 dengan melakukan beberapa kegiatan di antaranya, pemeliharaan dan perawatan rutin kebun toga, edukasi pembuatan ramuan dan olahan toga, edukasi ketrampilan akupuntur dan berbagi ilmu serta pengalaman tentang pemanfaatan toga dan akupresur kepada masyarakat.

“Dalam penerapan ilmu akupresur, kami lakukan untuk menjaga kesehatan dan pengobatan penyakit ringan secara mandiri khususnya pada keluarga,” ujar Esther.

Esther menambahkan, terhadap penerapan pemanfaatan tanaman obat keluarga dilakukan dengan membuat berbagai jenis olahan toga yang meliputi, olahan minuman, olahan makanan serta olahan kudapan.

asman telulikur1

Edi Priyanto Ketua RT 23 RW 07 Kelurahan Sekardangan juga selaku penanggung jawab kegiatan Asman Pesona Telulikur, mengaku gembira, warganya begitu antusias membentuk kelompok asuhan mandiri dengan memanfaatkan tanaman toga dan ketrampilan akupresur guna menjaga kesehatan. Bahkan, bisa mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri, mudah dilakukan dan tanpa perlu mengeluarkan biaya.

Edi mengatakan, jumlah tanaman obat keluarga di lingkungan RTnya yang saat ini dijadikan Kampung Edukasi Sampah di Sidoarjo juga mengalami peningkatan.

Awalnya pada 2017 tercatat hanya memiliki 23 jenis tanaman obat keluarga, dan meningkat pada 2018 menjadi 33 jenis dan pada 2019 ini telah mengalami peningkatan menjadi 47 jenis tanaman obat keluarga.

“Ratusan siswa dan masyarakat yang telah berkunjung ke tempat kami selain belajar pengelolaan sampah, mereka juga belajar budidaya hidroponik dan pemanfaatan tanaman obat keluarga serta ketrampilan akrupesur,” kata Edi.

“Mudah-mudahan Kampung Edukasi Sampah ini mampu memberikan manfaat buat masyarakat luas untuk belajar dan menjadi sebuah role model, tak hanya dalam pengelolaan sampah secara mandiri dan produktif, namun juga dalam hal pemanfaatan lahan terbatas untuk budidaya hidroponik dan pemanfaatan tanaman obat keluarga serta ketrampilan akupresur,” pungkas Edi. (wob)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *