Forkas Jawa Timur Latih Kaum Diffable dan Hibahkan Puluhan Mesin Jahit
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Forum Komunikasi Asosiasi (Forkas) Jawa Timur kembali menunjukkan kiprahnya. Setelah menukar 50 juta Dollar ke Rupiah September 2018, Forkas memberi pelatihan jahit upper alas kaki kepada kaum diffable dan bantuan mesin kepada usaha kecil menengah (UMKM).
Untuk mendorong UMKM lebih berdaya, Forkas menyerahkan 30 mesin produksi rotan, 19 mesin produksi mebel, 40 mesin jahit high speed kepada UMKM, dan penandatanganan MoU antara pengusaha ritel dengan UMKM diwakili Himpunan Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Hipmikindo).
Pada kesempatan itu, juga ditampilkan kemahiran tiga siswa diffable dari Sekolah Luar Biasa, Porong, dalam menjahit upper alas kaki.
Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Ketua Forkas Jatim Nur Cahyudi kepada Gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa di MM Resto Jalan Raya Juanda, Sedati, Sidoarjo, Senin (19/11/2018).
Gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi apa yang dilakukan pengusaha yang tergabung ke dalam Forkas. Seperti memberi pelatihan bagi diffable, dan bantuan mesin kepada UMKM.
Menurut dia, program Corporate Social Responsibility (CSR) perlu didistribusikan ke daerah-daerah paling miskin. “Seperti bantuan bangku dan sepatu ini bisa didistribusikan di daerah-daerah yang secara infrastruktur sangat kurang,” kata Khofifah seusai acara.
Ketua Forkas Nur Cahyudi menjelaskan, ke depan siap mendiskusikan permasalahan distribusi CSR dengan Pemprov Jatim. Program bantuan mesin yang sudah dilakukan adalah untuk membantu UKM berkembang.
“Selain menghibahkan mesin, kita juga melakukan penandatanganan MoU antara UKM dengan asosiasi pengusaha ritel agar UKM bisa masuk ke pasar modern,” jelasnya.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penyerahan sejumlah peralatan kepada lembaga pendidikan tingkat SD, SMP, TK/PAUD. Antara lain, 1.500 set bangku, 3.000 pax alat tulis, dan 1.000 pasang sepatu. “Kami ingin menginspirasi, sehingga kegiatan ini menjadi bola salju,” katanya.
Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Porong Binti Kuriah menjelaskan, siswa yang diberi pelatihan menjahit upper sepatu berasal dari 12 kabupaten/kota. Mereka diberi pelatihan menjahit upper alas kaki selama 20 hari di SLB Lawang. Hasilnya tiga siswa tersebut sudah diterima kerja di pabrik sepatu di Kecamatan Candi Sidoarjo. (wob)