Pilgub Jatim 2018
Gus Ipul Tiru Banyuwangi Terapkan Teknologi Desa di Seluruh Jatim

SURABAYA – Pasangan calon (Paslon) Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno tancap gas dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jatim 2018. Pasangan yang diusung PKB, PDIP, PKS, dan Gerindra ini akan menerapkan sistem teknologi ke desa-desa di semua wilayah Jawa Timur untuk mendorong kemajuan desa.

“Saya ingin meniru sistem yang ada di Banyuwangi, tentang smart kampung. Saya dan mbak Puti menamakan program ini Desa Cemara,” kata Gus Ipul panggilan Saifullah Yusuf, Senin (12/2/2018).

Gus Ipul menyatakan, Desa Cemara ini berarti Desa Cerdas Maju dan Sejahtera. Program ini mirip yang diterapkan Bupati Banyuwangi, Azwar Anas yakni smart kampung. Namun, program ini bakal bersifat lebih luas dengan membawa pelayanan teknologi ke desa-desa.

Nantinya, ujar dia, tidak semua persoalan administrasi yang berkaitan dengan masyarakat langsung dibawa ke kabupaten/kota bahkan provinsi. Jika persoalan tersebut bisa diselesaikan di desa, maka proses administrasi langsung selesai di desa. Hal ini akan membuat waktu semakin efektif. “Kami ingin meningkatkan peran desa untuk ikut terlibat dalam pembangunan Jatim ke depan,” terang Gus Ipul.

Program ini berangkat dari berbagai persoalan pelayanan publik yang berhubungan dengan urusan administrasi. Selama ini, warga banyak mengeluh terkait pelayanan yang kurang efisien, mahal, terlalu birokratis, dan tidak pasti. Program ini bertujuan memastikan segenap aspek dan jenis pelayanan yang bisa dilakukan dari tingkat desa. Sasaran program ini menjangkau 5.674 desa dan 2.827 kelurahan.

“Kita akan memberikan suplemen dana antara Rp50 juta-100 juta. Pemanfaatannya untuk bantuan perangkat keras dan pelatihan sumber daya manusia serta menjamin keterhubungan sistem,” jelasnya.

Untuk bisa merasakan program ini, Gus Ipul menargetkan semua desa/kelurahan di Jatim bisa memaksimalkan fungsinya sebagai ujung tombak pelayanan warga. Dengan program ini, Gus Ipul menyadari konsekuensi yang harus ditanggung, pihaknya menargetkan anggaran program Desa Cerdas sebesar Rp700 miliar untuk instalasi serentak di tahun pertama dan anggaran pemeliharaan dan operasional untuk tahun-tahun berikutnya.

Artinya, pemerintah akan mendorong faber optik masuk ke desa-desa. Hal ini terjadi supaya pelayanan teknologi yang ada di desa bisa diterapkan dengan maksimal. Ia mengaku tidak ingin program yang diterapkan hanya isapan jempol. Untuk itu, semua kebijakan yang dilakukan bakal disinergikan dengan pemerintah daerah, baik kabupaten maupun kota. Bahkan kecamatan serta desa untuk bisa terlibat langsung dalam perbaikan desa kedepan.

“Nantinya persoalan bikin akte bisa diselesaikan di desa, tidak sampai ke kabupaten/kota. Inikan lebih efektif,” ungkap Gus Ipul.

Selain itu, pengurusan STR (surat perizinan bidan atau perawat) nantinya tidak perlu ke provinsi. Di kabupaten/kota atau kecamatan bisa menyelesaikan pemberian izin ini, mereka tidak perlu datang ke Surabaya hanya untuk mendapatkan izin tersebut. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *