Pendidikan
Peringati Hari Batik Nasional, 4 Siswa Asing Belajar Membatik di Smamda Surabaya

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Empat siswa asing peserta Inbound Student Program 2025 Rotary Youth Exchange di Surabaya menyemarakkan Hari Batik Nasional 2025 di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya, Kamis (2/10/2025).

Mereka adalah Engie en Nana yang bersekolah di Smamda, Aiko Omura di SMAK St Louis 1 Surabaya, Paavo Hermanni Mulari di SMA Vita Surabaya, dan Nila Robin Hernandez Camacho di SMA Trimurti Surabaya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Rr Tanti Puspitorini SS mengatakan, kegiatan membatik ini merupakan kegiatan tahunan yang digelar Smamda Surabaya. Tahun ini, mengusung tema “Bersama dalam Warna, Bersatu dalam Batik”.

Menurutnya, kegiatan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Selain itu, batik sudah menjadi identitas bangsa yang harus dijaga.

Baca Juga:  Unair Buka Program Pascasarjana dan Spesialis Gelombang Kedua hingga 20 Oktober 2025

“Smamda ingin mengajak generasi muda, khususnya murid untuk ikut melestarikan warisan budaya ini dengan kegiatan membatik, bangga memiliki batik. Murid bisa sekaligus belajar mencanting hingga proses pewarnaan, syukur bisa sampai jadi,” ujarnya.

Berbeda dengan tahun lalu, peringatan Hari Batik Nasional Smamda menggandeng sebuah hotel, namun tahun ini Smamda menggelar di tempat sendiri. Tepatnya di Basement Smamda Tower, dengan mengajak perwakilan siswa dari Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) Smamda, serta siswa SMP sekitar Smamda yang diundang. Yakni, SMP Muhammadiyah 4, SMP Muhammadiyah 2, SMPN 29, SMP IPIEMS, dan SMP Maryam.

“Sebagai komitmen ikut melestarikan batik, kegiatan membatik ini tetap diadakan meskipun saat ini adalah pekan Sumatif Tengah Semester (STS),” ujarnya.

Baca Juga:  Dinas Pendidikan Jatim Beri Pelatihan 100 Siswa SMA/SMK Mojokerto Koding dan Pemanfaatan AI

Tanti menjelaskan, Smamda sering menjadi jujugan siswa asing untuk belajar membatik. Biasanya, siswa asing yang belajar membatik membawa pulang kaos batik atau goodie bag buatan mereka sendiri.

“Smamda sendiri sudah memiliki tas iconic dengan motif Smamda Heritage yang berlukiskan gambar KH Mas Mansur, serta juga gedung-gedung bersejarah di Surabaya yang digunakan untuk souvenir tamu tamu penting,” jelasnya.

Pemandu kegiatan sekaligus Guru Seni Smamda Rachmad Setyo Wibowo SPd MHum mengatakan, ia memberi arahan langkah-langkah membatik dari awal hingga akhir. Sehingga, siswa bisa mengerti cara membatik dengan canting dan mengetahui semua proses membatik.

Baca Juga:  Pemkab Sidoarjo dan Dekranasda Gelar Gebyar Batik Sidoarjo

“Tema yang diusung ini menonjolkan kebersamaan dan keberagaman Indonesia yang tercermin dalam motif dan warna batik,” ungkapnya.

Engie en Nana, salah satu siswi asing yang bersekolah di Smamda mengaku, baru pertama kali belajar membatik dengan cara mencanting, sketsa, hingga proses pewarnaan.

“Ini seru sekali. Saya bersama tiga pelajar asing diajarkan langsung cara membatik di atas kain putih. Kemudian, diajarkan bagaimana cara mencanting. Tadi, mencoba mencanting bunga-bunga, kemudian diajarkan beberapa motif untuk gedung bersejarak di Surabaya,” pungkas siswi asal Perancis tersebut. (aci)