Pendidikan
Mendiktisaintek Dorong Forwarek di ITS Perkuat Ketahanan Pangan Indonesia

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI Prof Brian Yuliarto PhD menghadiri Forum Wakil Rektor (Forwarek) Bidang Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Institut Seni Indonesia (ISI) se-Indonesia 2025 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Dalam sambutannya, Brian menekankan pentingnya kolaborasi inovasi dan riset tidak hanya berhenti pada lingkungan akademis. Kolaborasi tersebut perlu diintegrasikan sesuai kebutuhan industri, khususnya petani, agar manfaatnya dapat dirasakan langsung.

“Dengan begitu, keberlanjutan ketahanan pangan akan terus meningkat,” ujar Mendiktisaintek Brian di forum yang digelar di Ruang Sidang Senat Gedung Rektorat ITS lantai 1, Kamis (25/9/2025).

Baca Juga:  Tim Bayucaraka ITS Raih Juara 3 International UAV Competition Teknofest 2025 di Turki

Rektor ITS Prof Dr (HC) Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD mengatakan, perguruan tinggi memiliki peran vital dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia. Peran tersebut tidak hanya terbatas pada mencetak sumber daya manusia (SDM), namun juga pengembangan riset yang aplikatif dan berdampak.

Menurutnya, pertemuan ini juga menjadi momentum penting bagi perguruan tinggi dalam memberikan kontribusi nyata untuk bangsa.

“Dengan adanya forum ini diharapkan perguruan tinggi dapat lebih berperan dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Semoga dari forum ini dapat lahir inovasi maupun strategi yang berdampak secara nyata,” ungkapnya.

Baca Juga:  Mendiktisaintek Hadiri FORTEI di Unesa Dorong Kampus dan Industri Sinergi Dongkrak Ekonomi Nasional

Tenaga Ahli Menteri Bidang Hilirisasi Produk Peternakan Republik Indonesia (RI) Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA menjelaskan, tantangan pangan tidak dapat diselesaikan secara parsial, namun membutuhkan kolaborasi dan sinergi antarpemangku jabatan. Sehingga, kerja sama perguruan tinggi, pemerintah, dan industri harus terus diperkuat melalui forum seperti ini.

Menurutnya, guna mencapai kedaulatan pangan terdapat beberapa faktor yang perlu diprioritaskan. “Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah penyediaan benih unggul, pupuk berimbang, pengelolaan lahan sawah, hingga pembangunan irigasi dan infrastruktur. Selain itu, peningkatan kompetensi dan regenerasi petani juga menjadi prioritas utama kita,” jelasnya.

Salah satu contoh implementasinya adalah penerapan konsep pertanian modern. Ali memaparkan pertanian ini berpusat pada konsep smart farming, digitalisasi pertanian, serta pemberdayaan startup petani muda.

“Implementasi ini disesuaikan dengan kondisi generasi muda yang dinilai lebih mudah memahami data, fakta, serta inovasi digital,” terangnya.

Baca Juga:  Unusa dan Industri Kolaborasi Program Pengabdian dan Inovasi Teknologi

Terkait smart farming, Ali menyebut konsep ini menggunakan model pertanian berbasis teknologi digital yang memungkinkan observasi dan pengukuran lebih akurat.

Dengan penguatan inovasi teknologi di sektor pertanian, kegiatan bercocok tanam dapat dilakukan secara efisien dan ramah lingkungan.

“Masa depan pertanian Indonesia saat ini sangat bergantung pada generasi muda yang mampu memanfaatkan teknologi secara efektif,” pungkasnya. (aci)