Mendikdasmen Buka School Innovators Summit 2025 di SAIM Surabaya, Diikuti 130 Sekolah Inovator

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti membuka School Innovators Summit 2025 yang digelar di Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya, Sabtu (8/2/2025).

Dalam sambutannya, Abdul Mu’ti menekankan pentingnya inovasi yang dilakukan sekolah, terutama untuk meningkatkan kualitas pembalajaran dan hasil pendidikan.

Menurutnya, inovasi dilakukan dengan menyesuaikan diri terhadap perubahan dan tuntutan global, serta mengatasi tantangan dan masalah yang muncul dalam proses pendidikan. Selain itu, memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan relevan bagi siswa.

Baca Juga:  Unesa Catat Rekor MURI Lewat 9.270 Karya Inovasi Mahasiswa Mobilitas Akademik

“Zaman ini kan terus berkembang, menyesuaikan diri dengan zaman berarti menerima dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, melalui inovasi,” ujar Abdul Mu’ti.

“Kalau tidak mau berubah, tidak mau berinovasi, ya siap-siap saja akan ditinggalkan (masyarakat). Kalau sudah ditinggalkan akhirnya ya akan tumbang (tutup),” sambungnya.

Abdul Mu’ti mengakui, saat ini tidak banyak sekolah yang mau berinovasi, karena khawatir dianggap melanggar aturan yang ada.

“Malah ada yang berprinsip lebih baik diam saja daripada terkena masalah. Ini salah, inovasi bisa dilakukan sekolah tanpa menabrak aturan yang ada,” tegasnya.

Baca Juga:  Peneliti Unair Terpilih dan Wakili Indonesia di Ajang Internasional ViBioM 2025 Portugal

Direktur Pendidikan SAIM Aziz Badiansyah menjelaskan, School Innovators Summit 2025 yang pertama digelar ini diikuti 130 sekolah inovator di seluruh Indonesia. Mulai dari Jakarta, Bandung, Magelang, Semarang, Pacitan, Malang, Surabaya, Lumajang, hingga Buleleng Bali.

“Peserta summit adalah sekolah-sekolah yang telah menerapkan inovasi pendidikan sesuai kreativitas, visi misi, dan konteks kedaerahan masing-masing,” jelasnya.

Baca Juga:  Futsal Putri SMAN 1 Wonoayu Juara Delta Cup 2025, Ines Best Player

“Undangan sekitar 180 orang pendidik itu berasal dari satuan pendidikan yang beragam, mulai dari PAUD, SD, MI, SMP, SMA, dan SMK. Selain itu, juga datang unsur dari pondok pesantren, sekolah inklusi ABK, PKBM, TPQ, hingga pengelola home schooling,” sambungnya.

Aziz berharap ajang ini dapat menjadi bagian dari upaya mempercepat terobosan dalam pendidikan untuk mempersiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

“Sekolah inovatif adalah lembaga pendidikan yang menerapkan pendekatan baru, kreatif, dan adaptif dalam proses belajar mengajar untuk memenuhi kebutuhan siswa dan menyiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan,” pungkasnya. (aci)