Mahasiswa PCU Ajak Warga Terapkan 5R dengan Metode Eco-enzyme
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Sebanyak 200 mahasiswa Petra Christian University (PCU) Surabaya melalui Kampung Binaan Mahasiswa (KBM) VIII mengajak warga untuk menerapkan 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Repurpose, dan Recycle), Minggu (17/11/2024).
Kegiatan tahunan yang diinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ini berlangsung selama dua hari di Kampung Simomulyo, RT 09 dan RT 17 Sukomanunggal, Surabaya.
Ketua Pelaksana KBM VIII Arnetta Jemima Widodo mengatakan, kegiatan ini dilatarbelakangi atas peningkatan aktivitas masyarakat yang mengakibatkan bertambahnya volume sampah.
Menurutnya, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Benowo, Surabaya setiap hari menerima 1.600 ton sampah. Namun, hanya 600 ton sampah yang dapat diolah. Kondisi tersebut memicu berbagai masalah lingkungan dan kesehatan.
“Proses 5R ini membantu kita untuk mengelola sampah dengan baik. Ada beberapa langkah, seperti mendaur ulang, mengurangi penggunaan dan menggunakan kembali barang yang tidak dapat didaur ulang,” ujar Arnetta.
Arnetta menjelaskan, kegiatan ini terbagi empat sesi dengan 10 kelompok yang masing-masing berisi lima mahasiswa pada setiap sesinya.
Di hari pertama, Sabtu (16/11/2024) para warga diajak menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA), seperti daun dewa, sirih merah dan hijau, sereh, jahe, serta ginseng. Sedangkan, hari kedua, Minggu (17/11/2024) warga diajak membuat Eco-enzyme dan Pupuk Kompos.
“Eco-enzyme merupakan hasil fermentasi limbah dapur organik, seperti ampas buah dan sayuran, gula, serta air. Pemilihan Eco-enzyme adalah karena memiliki banyak kegunaan. Hasil fermentasinya bisa digunakan warga sebagai pupuk tanaman, pengusir hama, sabun cuci piring, pembersih sayuran, dan lain-lain,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, BEM PCU menggandeng Yaning Mustikaningrum, sosok penggerak Kampung Songo yang menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Selama 11 tahun berkecimpung di bidang tersebut, Yaning berhasil memenangkan beberapa lomba dalam kategori pengelolaan lingkungan terbaik.
“Keterlibatan anak muda dalam menggerakkan warga sangatlah penting. Sehingga, kegiatan ini menjadi langkah yang tepat sebagai bentuk kolaborasi antara mahasiswa bersama warga. Kita bisa saling belajar dan bertukar informasi,” ungkap Yaning.
Yaning optimistis kegiatan KBM ini bisa membawa manfaat yang baik bagi warga ke depannya. “Setelah mengikuti kegiatan ini, warga dapat mengerti dari pembuatan eco-enzyme mereka bisa mengurangi biaya yang dipakai untuk pengobatan dan pemupukan tanaman,” terangnya.
Kampung Simomulyo menjadi salah satu kampung yang telah menerapkan 5R, hingga mendapat sertifikat kontribusi terhadap upaya Pengendalian Perubahan Iklim pada Agustus 2024. (aci)