Tim Dosen FKK Unusa Kembangkan Inovasi NU-Posting untuk Atasi Stunting

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Tim Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menciptakan inovasi atasi stunting bernama NU-Posting (Nahdlatul Ulama-Pojok Stunting) sekaligus membuatnya dalam bentuk aplikasi.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Unusa, Dr Ika Mardiyanti SST MKes mengatakan, NU-Posting diciptakan mengingat permasalahan stunting masih banyak ditemui di wilayah dengan akses pelayanan kesehatan yang terbatas.

Menurut Ika, kegiatan pengmas ini merupakan hasil tindak lanjut implementasi dari penelitian yang dilakukan Irawati, seorang mahasiswi profesi bidan Unusa yang telah lulus pada Mei 2024.

Penelitiannya berfokus pada penanggulangan masalah stunting melalui pijat Tuina, sebuah teknik pijat tradisional yang berasal dari Tiongkok. Dalam penelitian tersebut, Irawati menemukan, pijat Tuina dapat memberikan dampak positif dalam mencegah stunting pada anak-anak.

Baca Juga:  Dua Tim Dosen Unusa Raih Sertifikasi Paten Sederhana Berkat Inovasi Kesehatan

”Akhirnya kita bentuk NU-Posting di Puskesmas Jaddih, Desa Parseh, Bangkalan ini, sekaligus kita ciptakan aplikasi NU-Posting untuk memudahkan pemantauan dan edukasi kepada masyarakat. Dan, Alhamdulillah implementasi ini juga mendapatkan hibah PPM dari Kemenristekdikti melalui Ditjen Dikti Ristek,” ujar Ika, Jumat (16/8/2024).

Ika menjelaskan, dalam aplikasi NU-Posting terdapat deteksi dini stunting, pemantauan gizi anak, modul pijat tuina, hingga video membuat resep masakan gizi seimbang yang terdapat terjemahan ke Bahasa Madura.

”Tujuannya, agar masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan secara mandiri di lingkungan mereka. Harapan kami inovasi ini dapat meningkatkan keilmuan, dan kami berupaya semaksimal mungkin agar inovasi ini dapat terus dilanjutkan atau sustainable,” jelasnya.

Baca Juga:  BKKBN Jatim Optimistis Wujudkan 14 Persen Prevalensi Stunting pada 2024

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, Nur Hotibah SST Bd MMKes mengatakan, hasil penelitian dari awal 2022 di Kecamatan Socah, balita kategori gizi buruk terdata di angka 3,9 persen. Dan saat ini telah menurun drastis, bahkan hingga nol gizi buruk. Sedangkan, untuk kategori balita kurang gizi yang sebelumnya di angka 8,2 persen, saat ini turun di angka 6 persen.

“Melalui metode pijat tuina ini, penurunan angka gizi buruk dan gizi kurang sangat drastis dan sangat bermanfaat bagi para balita, khususnya di Puskesmas Jaddih. Kami sangat bersyukur juga atas inovasi yang dikembangkan oleh pihak Unusa dengan adanya NU-Posting juga, yang didalamnya ada modul edukasi pijat tuina,” ungkapnya.

Menghadapi hasil positif ini, Dinkes Kabupaten Bangkalan akan segera menerbitkan regulasi yang mendukung replikasi pijat tuina di puskesmas-puskesmas lain yang belum teredukasi mengenai metode ini.

Baca Juga:  Tim Baraga dan ACE ITS Juara Sustainable Bridge Competition 2024

Langkah ini sangat penting untuk memastikan seluruh balita di Kabupaten Bangkalan, terutama yang berada di daerah terpencil, mendapatkan akses yang sama terhadap intervensi yang telah terbukti efektif ini.

“Kami berkomitmen untuk melanjutkan dan memperluas implementasi metode yang telah dikembangkan ini. Harapannya, angka permasalahan stunting ini bisa turun, dan para balita ternutrisi dengan baik,” terangnya.

Tim Dosen FKK Unusa juga berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan dan monitoring terhadap masyarakat Desa Parseh guna memastikan program ini berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang optimal.

Dengan adanya program pemberdayaan ini, diharapkan angka stunting di Desa Parseh dapat ditekan, dan desa tersebut dapat mewujudkan visi sebagai desa siaga bebas stunting.

Inisiatif ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk melakukan upaya serupa dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak di seluruh negeri. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *