Smamda Surabaya Terima Pelajar asal Belgia, Berniat Belajar Agama, Bahasa, dan Budaya

SURABAYA, SURYAKABAR.com – SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya menjadi salah satu sekolah yang menerima student exchange program atau program pertukaran pelajar dari berbagai negara di dunia setiap tahun.

Tahun ini, Smamda kedatangan pelajar asal Belgia bernama Judith Jeanne J Lousberg. Pelajar yang kini genap berusia 17 tahun ini akan belajar di Smamda selama satu tahun pada Tahun Ajaran 2024/2025.

Di sela-sela acara Smamda’s Welcome Party bertajuk ”Embracing Our New Family Member” di lantai 2 Smamda Tower Surabaya, Judith mengaku terkesan dengan sambutan dari guru dan teman-teman satu kelasnya di Kelas XI Smamda.

”Kesan pertama, orangnya ramah-ramah. Saya disambut dengan tarian khas Indonesia, sekaligus diajarkan tarian tersebut,” ujar Judith, Senin (12/8/2024).

Baca Juga:  Mendag Sosialisasi Kebijakan Bangga Buatan Indonesia di Smamda Surabaya

”Saya juga mencoba beberapa makanan, seperti pisang goreng, soto, dan rawon. Banyak makanan yang pedas, jadi lidah saya kaget dan tidak terbiasa. Tapi, saya suka makanan di sini,” sambungnya.

Judit menjelaskan, awalnya ia mendapatkan tawaran untuk mengikuti student exchange program ini di salah satu negara dari lima negara. Yakni, Indonesia, Thailand, Korea Selatan, New Zealand, dan Swedia.

Judith memilih Indonesia. Dan, Smamda Surabaya menjadi tempat untuk ia menimba ilmu selama satu tahun ke depan.

”Saya bisa lima bahasa, yaitu Belgia, Inggris, Prancis, Belanda, dan Indonesia. Saya tertarik dengan bahasa, budaya, dan kuliner Indonesia. Saya juga tertarik belajar Bahasa Arab, karena pertama kali dan pengalaman baru,” katanya.

Baca Juga:  SMKN 1 Sidoarjo jadi Tempat Pengenalan Lingkungan Persekolahan 21 Mahasiswa Unesa

Kepala SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Astajab SPd MM mengatakan, sejak 2016 Smamda menjadi tempat untuk program pertukaran pelajar dari berbagai negara.

”Sudah delapan tahun jadi tempat student exchange dari beberapa negara. Kebetulan tahun ini dari Belgia, dan tahun lalu ada dari Finlandia dan Jerman. Tahun-tahun sebelumnya ada dari Belgia, Meksiko, Brasil, dan Denmark,” jelasnya.

Astajab menjelaskan, hingga saat ini Smamda sudah menjalin kerja sama dengan 25 sister school dari 18 negara. Selain itu, setiap tahun siswa Smamda juga menjalani student exchange di beberapa sekolah tersebut.

Baca Juga:  Tim Baraga dan ACE ITS Juara Sustainable Bridge Competition 2024

”Di Smamda ini kami ingin tonjolkan pada student exchange ini, pertama dari sisi akademik, kedua bahasa, dan ketiga budaya, termasuk ekstrakurikuler ada 54 atau terbanyak di Indonesia. Siswa asing kami libatkan di semua kegiatan di Smamda, tidak hanya sekadar di sekolah tapi juga di luar sekolah,” ungkapnya.

Astajab menegaskan, sebagai sekolah Islam, pihaknya akan mengajarkan agama Islam, toleransi beragama, hingga membangun persahabatan dan persaudaraan.

”Kami ingin siswa dari luar negeri merasa nyaman belajar di sini. Termasuk pembelajaran agama Islam dalam kegiatan sehari-hari agar mereka tahu agama bisa menjadikan damai dan saling bersahabat. Islam menunjukkan orang yang berakhlak baik dan mulia, termasuk toleransi agama,” pungkasnya. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *