Mengenang Pertanian Desa Siring, Porong, Sidoarjo yang Tenggelam karena Lumpur, SMAN 1 Porong Ciptakan Tari Tani Siring

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Kenangan akan suatu daerah bisa disimpan dalam tulisan, foto maupun video. Namun SMAN 1 Porong mengenang Desa Siring, Kecamatan Porong dengan membuat sebuah tari berjudul Tani Siring. Dengan seni tari ini, mereka berharap kenangan akan pertanian di Desa Siring yang tenggelam lumpur akan abadi.

Kepala SMAN 1 Porong, Ropingi menuturkan, sejatinya Tari Tani Siring ini telah diciptakan sekitar tahun 2014 silam atau 8 tahun setelah lumpur Porong menyembur dan mengubur beberapa desa di sana.

“Tari Tani Siring ini diciptakan rekan guru yang bekerjasama dengan ahli tari dari Kota Surabaya. Tari ini menggambarkan kegigihan warga Desa Siring dalam bercocok tanam,” tuturnya, Rabu (22/5/2024).

Sejatinya, menurut Ropingi, tarian ini sempat vakum, namun saat ia menjabat Kepala Sekolah SMAN 1 Porong, dirinya menggali lagi tarian ini dan menghidupkannya lagi.

Baca Juga:  Nurul Huda Pelestari Batik Tulis Khas Sidoarjo Bersaing dengan Batik Cap

“Ternyata cerita dan filosofinya luar biasa. Nah, saya ingin anak didik kita bangga punya karya ini. Apalagi tarian ini asli karya sekolah kami, disamping itu para murid bisa belajar kearifan lokal dari tarian ini,” jelasnya.

Ropingi melanjutkan, hal tersebut juga sesuai enam karakter dimensi P5 yang meliputi mandiri, kreatif, gotong royong, kebersamaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Agar terus lestari, kami berencana mematenkan Tari Tani Siring ini. Ke depan, kami juga akan mengajarkan tarian ini kepada para murid kami di semua jenjang,” terangnya.

Tari Tani Siring ini telah dipentaskan secara kolosal di wisata Tebing Breksi, Kabupaten Sleman, Jogjakarta pada 27 April 2024 dengan melibatkan 330 murid kelas XI. Ditempat yang sama, 355 murid kelas X juga menampilkannya secara kolosal pada 3 Mei 2024 lalu.

Baca Juga:  Dua Tarian Khas Lumajang Tampil Gemilang pada Rakornas Bidang Perpustakaan 2023

Dahayu Jeconia Christy Sasmito, siswi kelas XI-8 yang merupakan salah satu duta atau leader tarian ini menuturkan, sebelum tampil kolosan di Sleman tersebut, dirinya bersama teman yang lain telah berlatih sekitar satu bulan.

“Tampil di depan umum dan disaksikan banyak orang tentu ada sedikit grogi. Itu sangat terasa di awal-awal, namun setelah itu bisa enjoy,” ucapnya.

Hal yang sama dikatakan Wahid Hardiansyah, siswa kelas XI-11. “Ya sedikit grogi, apalagi sebelumnya saya belum pernah belajar tari sekalipun,” katanya.

Baca Juga:  Air Dalam Kolam Penampungan Lumpur Desa Gempolsari, Tanggulangin, Sidoarjo Hampir Meluber Warga Ketar-ketir

Ditanya apakah setelah ini akan belajar tari yang lain, ia menjawab singkat “bisa jadi,” katanya disertai senyum.

Koordinator P5 SMAN 1 Porong, Fitri Cahyabuana mengatakan, tampil di depan publik merupakan cara agar anak-anak lebih percaya diri.

“Tampil kolosal, tentu butuh kerjasama yang luar biasa. Nah di sini jiwa tolong-menolong para murid muncul. Mereka terlihat saling bantu,” kata Fitri.

Untuk lebih mengenalkan Tari Tani Siring kepada masyarakat khususnya Sidoarjo, para murid akan kembali tampil kolosal. Kali ini tidak di luar kota, tetapi di Pasar Wisata Permata Tanggulangin. (sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *