RSUD dr Soetomo Surabaya Terima Lebih 100 Pasien Kanker Anak Setiap Tahun

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya mencatat, setiap tahun menerima lebih dari 100 pasien kanker anak. Ada tiga jenis kasus kanker anak tergolong ganas yang ditangani, yakni Leukemia Limfoblastik Akut (ALL), Leukemia Myeloid Akut (AML), dan Leukemia Myeloid Cronis (CML).

Kepala Instalasi Rawat Inap Anak RSUD dr Soetomo Surabaya, Prof Dr dr I Dewa Gede Ugrasena SpA(K) mengatakan, tiga tahun terakhir atau Januari 2021 hingga 2024, RSUD dr Soetomo Surabaya menangani 389 kasus baru ALL yang terdeteksi, dan 32 kasus baru AML.

Prof Ugrasena menjelaskan, keganasan kanker yang dialami anak dibagi menjadi dua jenis. Yakni, keganasan hematologi dan keganasan non hematologi.

Keganasan hematologi yang dimaksud ialah leukemia. Terdapat tiga jenis keganasan hematologi, yakni Leukemia Limfoblastik Akut (ALL), Leukemia Myeloid Akut (AML), dan Leukemia Myeloid Kronis (CML) pada anak.

Baca Juga:  Layanan Hematologi Onkologi Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya Diresmikan

Menurut Prof Ugrasena, selama 2022, jumlah kasus baru kanker anak mencapai 228 kasus, termasuk kanker padat. Rata-rata pasien berusia antara 3-8 tahun dan puncaknya berusia antara 3-5 tahun.

“Pasien kanker anak terbanyak masih diagnosis leukemia, disusul kanker kelenjar getah bening. Selain itu, kanker yang disebut sebagai tumor padat, seperti neuroblastoma, retinoblastoma kanker mata, kanker kelenjar saraf dan kanker tulang,” ujar Prof Ugrasena, Rabu (24/4/2024).

Prof Ugrasena menyampaikan, dengan dibukanya pelayanan hematologi onkologi anak, layanan itu bisa memecah antrean pasien kanker anak. Seperti pasien thalasemia sebelumnya hanya terjadwal pada Senin dan Selasa, kini bisa buka Senin-Jumat dan otomatis antrean akan jauh berkurang.

Baca Juga:  KAI Commuter Wilayah 8 Surabaya Layani Lebih 878 Ribu Penumpang selama Lebaran 2024

“Terus bertambahnya kasus kanker pada anak ini membuat RSUD dr Soetomo membuka layanan khusus hematologi onkologi anak. Layanan ini diharapkan bisa mengurangi lamanya antrean terapi atau kemoterapi bagi pasien kanker maupun kelainan darah, terutama bagi pasien anak-anak,” ungkapnya.

Sebelum pindah ke gedung khusus pelayanan hematologi onkologi anak, dalam sehari ada 6-10 pasien tertunda kemoterapi karena keterbatasan. Diharapkan dengan gedung baru ini tidak ada pasien kanker anak yang tertunda.

Baca Juga:  WNA Inggris Masuk Islam Melalui Mualaf Center Universitas Brawijaya

“Dulu daftar antrean banyak. Kasihan mereka yang harusnya masuk kemo hari ini tidak bisa kita layani hari ini. Karena keterbatasan, lalu disetujui diberikan gedung ini, sehingga pelayanan penyakit darah dan kanker anak jauh lebih baik,” terangnya.

Prof Ugrasena menegaskan, kanker lebih banyak faktor genetik atau cacat gen. Seperti terpapar bahan kimia, obat-obatan, radioaktif, radiasi. Cacat gen yang semula tidak aktif atau tenang, saat terpapar bahan kimia akan membuat sel kanker aktif.

“Tapi memang ada kanker anak yang turunan, jumlahnya sangat sedikit. Contohnya kanker mata, retinoblastoma, itu memang secara teoritis ada faktor turunan. Tapi, tidak semua kanker mata pada anak itu ada faktor turunan. Kebanyakan kanker anak bukan turunan, tapi kelainan genetik,” pungkasnya. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *