KSI Surabaya Hadirkan Film Exhuma Ungkap Misteri dan Tradisi Korea

SURABAYA, SURYAKABAR.com – King Sejong Institute (KSI) Surabaya di Petra Christian University (PCU) Surabaya memiliki cara tersendiri untuk mengenalkan bahasa dan budaya Korea. Salah satunya, melalui nonton bareng (nobar) film Exhuma.

Direktur KSI Surabaya, Herwindy Maria Tedjaatmadja mengatakan, film tersebut sengaja dipilih sebagai media untuk mengenalkan budaya Korea karena dalam waktu kurang dari sebulan sudah menembus sembilan juta penonton. Nobar film ini merupakan program Korean Movie Day dari KSI Surabaya.

“Jika sebelumnya kami menyuguhkan film action, comedy, dan drama, kali ini kami memilih film bergenre horror mystery yang di dalamnya terdapat cerita tentang sejarah Korea,” ujar Herwindy, Minggu (24/3/2024).

Baca Juga:  KAI Commuter Permudah Pemudik Lokal pada Masa Angkutan Lebaran 2024
Suasana nobar Exhuma.

Menurut Herwindy, Exhuma menjadi film horor okultisme Korea pertama yang mencapai angka sembilan juta. Okultisme merupakan kepercayaan terhadap hal-hal supranatural seperti ilmu sihir.

“Film yang dibintangi Kim Go Eun, Lee Do Hyun, Choi Min Sik, dan Yoo Hae Jin ini menjadi film Korea ke-25 yang paling banyak ditonton sepanjang masa,” terangnya.

Herwindy menjelaskan, film Exhuma ini mengisahkan tentang perjalanan dua dukun muda untuk menyelamatkan keluarga kaya Korea yang mengalami kejadian mistis. Keduanya melakukan upaya pembongkaran makam, namun sesuatu yang jahat dari bawah makam juga turut terlepas.

Baca Juga:  Mahasiswa PCU Sambut Valentine’s Day, Ikuti Flower Arrangement Workshop
Baca Juga:  Puluhan Warga Tionghoa Sidoarjo Disertai Tiga Barongsai Bagikan Takjil

“Bisa dibilang, film ini berkisah tentang ghostbuster ala tradisi di Korea. Exhuma juga menjelaskan tentang ilmu fengshui yang dipraktikkan masyarakat Korea pada masa tersebut,” jelasnya.

Herwindy mengakui alasannya memilih film ini agar bisa menjadi media untuk memperkenalkan bahasa dan budaya Korea, sebab merepresentasikan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. “Visualisasi film juga biasanya dapat lebih mudah dipahami dan tertanam dalam benak seseorang,” pungkasnya. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *