Pentas Arena Teater Alif Siswa Smamda Surabaya Pukau Penonton
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Teater Alif Surabaya menggelar Pentas Arena (Pena) ke-14 di Gedung Balai Budaya, Alun-Alun Kota Surabaya, Kamis (7/3/2024) malam. Mengambil tema “Pesugihan”, pentas teater yang dimainkan seluruh siswa-siswi SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya ini berhasil memukau penonton yang hadir.
Asisten Sutradara Teater Alif, Bintang Ayyubi mengatakan, tema “Pesugihan” dilatar belakangi dari sebuah hal yang rumit dalam kehidupan sehari-hari dan jarang dibahas meskipun terjadi dalam kehidupan nyata.
Namun, dianggap unik dan menarik diangkat sebagai bentuk dakwah Islami serta edukasi kepada masyarakat melalui pendidikan akhlak dan agama.
“Kami melakukan riset untuk pementasan ini sejak November 2023 lalu. Dari konsep awal itu, kami godok dan matangkan, kemudian kami bentuk panitia. Selanjutnya, kami mencari para pemain yang sesuai dengan karakter yang diperankan, dan akhirnya jadi sampai hari pementasan ini,” ujar Bintang usai pementasan Teater Alif di Gedung Balai Budaya, Alun-Alun Kota Surabaya.
Menurut Bintang, untuk mengatur dan memilih para pemain teater ini, timnya sempat melakukan audisi dan lomba pementasan. Sebab, para pemain yang terlibat ini merupakan siswa Smamda Surabaya yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater sekolah bernama Teater Alif. Sehingga, hanya mengatur dan menyesuaikan karakter masing-masing yang diperankan para pemain.
“Ada total sekitar 70 siswa yang terlibat dalam pementasan teater ini. Mulai dari pemain, kru dan perlengkapan. Seluruhnya adalah siswa-siswi dari SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, dan dibantu beberapa alumni. Kami sangat puas dengan hasil pertunjukan teater ini,” ungkapnya.
Trisna Sukma Rahayu, siswi kelas XI Smamda Surabaya yang berperan sebagai Ajeng, mengaku banyak tantangan dan kesulitan dalam pementasan ini. Terutama, karena ia termasuk tipe anak yang ceria, namun harus memerankan Ajeng yang menjadi anak depresi.
“Dari saya yang tipe anak ceria jadi watak yang depresi. Itu sulit banget mengambil perannya. Nah, dari situ saya mulai menonton film-film drama yang sad ending, sekitar dua bulan saya dapat karakter itu. Saya dibantu mentor Mas Bintang yang mengajari saya, sama beberapa dari alumni,” katanya.
Sementara itu, Produser yang juga Ketua Teater Alif, Tika Azzahra, menjelaskan tujuan mengangkat tema horor ini karena ingin menunjukkan betapa berbahayanya memiliki perjanjian dengan jin.
“Jadi, pementasan ini bukan hanya menghibur, tetapi juga dakwah Islam. Agar masyarakat juga tahu, pesugihan tidak boleh dilakukan,” jelasnya.
Terpisah, Kepala SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Astajab MM, mengaku sangat senang dan bangga dengan pementasan drama ini.
Menurutnya, pentas bisa mengasah kreativitas siswa dalam seni peran. Kemudian, ada kolaborasi yang dikemas bagus oleh beberapa ekskul, seperti orkestra, tari dan juga film.
“Terlebih lagi, tema yang diusung mempunyai nilai-nilai dakwah Islami sangat sesuai dengan visi sekolah menjadi sekolah Islami modern dan prestasi. Selamat Milad ke-37 tahun Teater Alif, semoga jaya selalu,” pungkasnya. (aci)