Tok Swie Giok Produsen Kue Keranjang Sidoarjo, Pesanan Jelang Perayaan Imlek datang Hingga Luar Pulau

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Di Sidoarjo terdapat satu-satunya produsen rumahan kue keranjang. Dia adalah Tok Swie Giok (84), warga Jalan Raden Patah, Kelurahan Bulusidokare, Kecamatan Sidoarjo. 

Tok Swie Giok mengaku mulai membuat kue dengan tekstur kenyal yang dalam bahasa Hokkian disebut tie kwe ini sejak 1980. Sudah 44 tahun.

Menjelang perayaan Imlek seperti saat ini, ia dibantu dua anak dan menantunya terlihat sangat sibuk memenuhi pesanan yang datang.

Baca Juga:  Jelang Tahun Baru Imlek Perajin Barongsai dan Liong di Sidoarjo Ramai Pesanan

Ruang tengah di rumahnya Jalan Raden Patah Sidoarjo, penuh dengan kue keranjang. Kue-kue tersebut sudah dikemas dan siap diambil pemesannya. Begitu juga ‘kerepotan’ di ruang dapur.

“Namun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Sekarang pesanan kue keranjang sedikit menurun. Mungkin karena ekonomi sulit ya,” tuturnya, Senin (29/1/2024).

Kalau tahun sebelumnya, Tok Swie Giok mampu memproduksi sekitar 300 buah kue keranjang. Namun sekarang dikurangi seiring berkurangnya pesanan.

Baca Juga:  Pemkab Sidoarjo Kembali Aktifkan Program UHC
Baca Juga:  PPNI Kota Surabaya Sinkronisasi Data Perpanjangan STR Seumur Hidup Perawat

Ia menyebut, pelanggan tidak hanya dari Sidoarjo dan sekitarnya, namun juga dari luar pulau. “Ada yang dari Bali, Jakarta, Sulawesi hingga Kalimantan. Mereka adalah pelanggan tetap,” ucapnya.

Ia menambahkan, membuat kue keranjang butuh waktu yang cukup lama mulai membuat adonan bubuk ketan dan karamel hingga mengemas.

“Mengukusnya saja butuh waktu empat jam. Setelah itu dijemur sekitar sepuluh menit agar uap airnya hilang,” jelasnya.

Kue keranjang buatan Tok Swie Giok ini bisa tahan lama walau tanpa bahan pengawet. “Bisa sampai seminggu. Kalau dimasukkan kulkas bisa lebih lama lagi, hingga setahun. Nanti kalau mau dimakan tinggal dikukus lagi,” imbuhnya.

Ia menjual kue keranjangnya Rp 19 ribu perbiji. Naik seribu rupiah dibanding tahun lalu. “Sekarang bahannya mahal. Gitu saja masih ada yang menawar,” katanya diselingi tawa. (sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *