Begini Komentar Pelatih Unggul FC Malang Usai Timnya Kalah dari Kancil WHW
PONTIANAK, SURYAKABAR.com – Pelatih Unggul FC Malang, Joao Almeida menyoroti kontrol emosi pemain Unggul FC, khususnya di babak kedua saat melawan tuan rumah Kancil WHW Pontianak di GOR Pangsuma Pontianak, Sabtu (6/1/2024) sebagai salah satu faktor kekalahan Unggul FC.
Pada laga yang disaksikan ribuan suporter hingga memadati GOR Pangsuma ini, Unggul FC menelan kekalahan 2-4. Enam gol yang tercipta semuanya lahir di babak kedua. Dua gol Unggul FC dicetak Vicky Irawan menit 25 dan Andres Dwi Persada menit 32.
Sementara empat gol Kancil WHW dilesakkan Filipo Inzaghi menit 21, Johnatas Felipe menit 23, Daniel Alves menit 29 dan Romi Humandri menit 38 ketika Unggul FC memainkan powerplay.
“Kita kehilangan kontrol emosi dalam permainan. Stadion sangat penuh (suporter). Mereka mendukung tim lawan, dan mereka menjadi lebih kuat. Di sana banyak pemain timnas, dan pemain asing yang bagus. Saya pikir kita cukup bagus untuk bisa meraih hasil imbang,” tambahnya.
Babak pertama berlangsung ketat. Beberapa kali kiper Unggul FC Muhammad Albagir tampil menawan dengan menggagalkan peluang yang dimiliki pemain Kancil WHW meskipun sudah tinggal berhadapan dengan Albagir.
“Babak pertama sebenarnya sempurna buat kami. Bahkan, kami layak memenangkan babak pertama, karena kami bermain sangat bagus. Saya sangat bangga dengan tim ini. Kami bisa meningkatkan performa dengan baik, dan mengontrol tempo permainan,” urainya.
“Di babak kedua, kita punya awalan yang buruk. Ini bukan hal yang baru terjadi kali ini. Kita harus memahami apa yang terjadi, dan kita harus memperbaikinya,” imbuh Joao.
Meski kalah, Joao mengaku tetap senang dengan performa semua pemain Unggul FC, dan evolusi permainan mereka. Namun, menurutnya pertandingan adalah pertandingan.
“Kita mencoba memenangkan pertandingan (lewat power play) sampai akhir babak kedua. Itulah kenapa kita kebobolan 4 gol, karena kita keluar menyerang untuk menang,” sambungnya.
“Ini waktunya semua pemain memahami lebih detail, dan pemain harus berkomitmen penuh. Kita harus menjadi pahlawan setiap saat. Perlu dimengerti, komitmen itu bukan cuma bermain, tapi juga membuat permainan yang sempurna,” paparnya. (es)