Kisah Mahasiswi Beda Agama Kuliah di Unusa, Senang Tak Alami Diskriminasi

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Beda agama tak menghalangi Cicilia Novita Dewi untuk menempuh pendidikan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang mayoritas mahasiswanya muslim.

Cicilia merupakan salah satu peserta Pelantikan dan Sumpah Profesi PPG Unusa. Usai dilantik, ia membagikan pengalamannya selama menempuh pendidikan. Ia mengakui jika tidak ada keraguan untuk kuliah di Unusa.

“Awal tahu penempatan PPG di Unusa saya melihatnya sebagai sebuah panggilan untuk berada di lingkungan kampus yang memiliki mayoritas mahasiswa beragama Islam. Dan, saya juga tidak merasakan kekhawatiran apa pun terkait perbedaan agama selama menjalani studi,” ujar Cicilia.

Cicilia beragama Katolik. Meski begitu, ia memiliki pandangan positif terhadap pengalamannya di Unusa. Bahkan, selama kuliah ia turut belajar agama Islam. Tentu, ini membantunya untuk lebih memahami ajaran Islam dan nilai-nilai universal seperti cinta kasih.

Baca Juga:  Unusa Gelar Istighosah dan Donasi Kemanusiaan, Hadir Pasutri Warga Palestina

Keputusannya memperdalam pemahaman tentang Islam menunjukkan sikap terbuka dan toleransi yang patut diapresiasi.

“Saya merasa ada kebanggaan tersendiri dan senang dapat berkuliah di Unusa tanpa mengalami diskriminasi, selama menjalani perkuliahan saya juga didukung penuh para dosen,” ungkapnya.

Saat menjalani studi pendidikan profesi guru, Cicilia tak hanya menghadapi tugas dan tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa PPG, tapi juga berjuang melalui masa kehamilan. Tentunya, ada sejumlah tantangan tersendiri.

Baca Juga:  Tiket Kereta Api Nataru dari Daop 8 Surabaya Masih Ada 60 Persen
Baca Juga:  Ini Daftar Tim Lolos ke 12 Besar Liga 2 2023/2024, Semen Padang, Persela dan PSBS Juara Grup

Menjalani studi dengan kondisi hamil adalah ujian besar bagi siapa pun. Namun, kegigihan Cicilia dalam mengajar dan memberikan dampak positif pada murid-muridnya mencerminkan ketulusan dan dedikasi luar biasa.

“Menjalani studi PPG saat itu, posisi saya juga sedang hamil, jadi saya harus pintar-pintar juga membagi waktu dan menjaga kondisi kesehatan saat mengajar dan studi, tapi yang menjadi motivasi saya selama itu adalah ingin memberikan dedikasi untuk anak didik saya di sekolah,” jelasnya.

Dari perjuangan Cicilia ini, dapat dilihat bagaimana pentingnya memberikan dampak positif di lingkungan pendidikan. Hal ini mengingatkan, semangat sejati seorang guru tidak hanya muncul dalam kondisi ideal, namun juga dalam kemampuan menghadapi dan mengatasi hambatan-hambatan yang datang. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *