Bank Indonesia Kembangkan Wartek Inflasi di Tujuh Kota Jatim
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim) menginisiasi Wartek (Warung Tekan) inflasi. Wartek ini merupakan strategi BI Jatim untuk mengendalikan inflasi pangan pada 2024 mendatang.
Selain Surabaya, Wartek juga akan dikembangkan di tujuh kota yakni, Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Madiun, Sumenep dan Banyuwangi.
Kepala KPw BI Jatim, Doddy Zulverdi, mengatakan Wartek ini konsepnya berjualan beras dengan harga murah. Di Wartek, juga memotong rantai distribusi.
“Ini strategi kita menjaga ketersediaan di pasokan pasar. Kemudian, juga menjaga stabilitas harga. Masyarakat juga bisa beli beras Bulog dengan harga gudang,” ujar Doddy di Surabaya, Jumat (15/12/2023).
Sementara, Deputi KPw BI Jatim, Rizki Wimanda, menjelaskan saat ini, Wartek yang sudah berjalan ada di Pasar Wonokromo, Tambahrejo, Genteng, Pucang Anom Surabaya.
Nantinya, beras yang bisa dibeli pedagang atau masyarakat seharga Rp 10.600/kg. Menurut Rizki, dibandingkan dengan operasi pasar murah, Wartek Inflasi lebih paten keberadaannya. Sebab, keberadaannya setiap hari dan setiap saat bisa diakses masyarakat serta pedagang.
“Di Wonokromo, misalnya. Supply berasnya 2 ton per hari. Yang bisa mengakses di sana itu ada 20 pedagang. Mereka boleh membeli. Di pasar Genteng hanya 1 ton per hari ada 8 pedagang yang bisa membeli,” jelasnya.
Rizki menegaskan, Wartek perlu melibatkan pedagang. Sebab, masyarakat tidak selalu harus membeli di warung TPID.
“Jadi BPS mencatat, mencacah di pedagang-pedagang. Sehingga, akan memengaruhi. Menurut kami itu akan lebih efektif apabila ada di pasar itu,” pungkasnya. (aci)