84 Mahasiswa dan Siswa SMK Ikuti Petra Industrial Automation 2023

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Sebanyak 84 mahasiswa dan siswa SMK di Surabaya mengikuti Petra Industrial Automation: Seminar and Competition 2023 yang digelar Electrical Engineering dan Internet of Things (IoT) Petra Christian University (PCU) Surabaya.

Bekerja sama dengan PT Schneider Indonesia, kegiatan nasional yang baru kali pertama digelar ini bertujuan agar semakin terpacu untuk menguasai teknologi sekaligus meningkatkan skill yang digunakan dalam dunia kerja. Sehingga, sumber daya manusia (SDM) yang ada juga harus dipersiapkan dengan baik.

Dosen Pendamping Acara, Julius Sentosa Setiadji ST MT mengatakan, workshop dan lomba di bidang automasi industri ini penting untuk dikuasai, apalagi di era revolusi Industri 4.0 seperti saat ini. Programmable Logic Controller (PLC) sebagai salah satu controller industri paling populer digunakan.

Baca Juga:  Perpustakaan PCU Ajak Masyarakat Maknai Sumpah Pemuda Lewat Giant Book

“PLC ini semacam otaknya sistem otomasi berbagai kegiatan yang ada di dunia industri. Terdapat teknologi otomatis untuk menggantikan pekerjaan yang bersifat presisi tinggi, high speed production atau tingkat kejenuhan yang tinggi. Akan ada memori yang diprogram khusus untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi spesifik seperti logika, timing, counting, dan lain-lain,” ujar Julius saat ditemui di kampus PCU Surabaya, Rabu (8/11/2023).

Julius menjelaskan, kompetisi ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu mahasiswa dan siswa SMK. Materi yang dilombakan dalam kategori mahasiswa, yakni PLC dan HMI (Human Machine Interface).

Sedangkan, untuk siswa SMK hanya lomba PLC. Sebelum lomba dimulai, para peserta lomba dibekali seminar Automasi.

Baca Juga:  Perkuat Sinergi dan Kerja Sama, Dua Universitas Rusia Buka Kantor di ITS

“Setiap tim yang ada, beranggotakan dua orang. Tercatat, ada 35 tim untuk kategori mahasiswa dan tujuh tim untuk kategori SMK. Mereka ini berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Malang, Gresik, Banten, Jakarta, Yogyakarta, Madura, dan lain-lain,” jelasnya.

Pada babak penyisihan untuk kategori mahasiswa, mereka diberi waktu untuk melakukan troubleshooting program. “Dengan waktu tertentu, mereka diberi soal, kemudian diminta menemukan kesalahannya. Hanya dipilih 10 tim terbaik saja untuk melangkah ke babak selanjutnya,” terangnya.

Baca Juga:  Pertama Kali, Unesa Kukuhkan Guru Besar dan Adjunct Professor dari Luar Negeri

Pada babak final di kategori mahasiswa, para peserta diminta untuk mengerjakan soal logika berupa pemrograman ladder dan design HMI melalui software.

Setelah selesai, peserta akan mempresentasikan hasil program serta menguji coba hasil program pada Demo Kit PLC dan HMI yang telah disediakan panitia dan juri.

“Sedangkan, pada kategori siswa SMK, mereka dapat menunjukkan hasil pekerjaannya kepada juri, lalu dicatatkan hasil dan sisa waktunya. Perlombaan ini menggunakan sistem poin. Tidak hanya menilai kecepatan kerjanya saja, tapi juga kebenaran jawaban dan logika,” pungkasnya. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *