Mahasiswa Unesa Gelar Aksi Sadar Kesehatan Mental

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Sebagai rangkaian memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, ratusan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar aksi sadar kesehatan mental.

Selain membagikan bunga dan stiker berisi pesan-pesan ajakan sadar kesehatan mental, mahasiswa juga menggelar safari sharing kesehatan mental untuk mengetahui sisi lain permasalahan yang dialami mahasiswa.

Aksi sadar kesehatan mental ini diikuti sekitar 200 mahasiswa dan dosen Unesa, serta relawan di Kampus Ketintang dan Lidah Wetan Surabaya dengan menyasar sivitas akademika, mahasiswa, tenaga pendidik (tendik) dan dosen Unesa.

Baca Juga:  IDI Dorong Pemerataan Sebaran Dokter Lewat Asesmen di Setiap Kabupaten dan Kota

Aksi ini hasil kolobarasi Subdirektorat Mitigasi Crisis Center (SMCC), Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategi Kampus, bersama mahasiswa Psikologi dan Bimbingan Konseling, serta UKM Peduli Kemanusiaan Unesa.

Kepala Seksi Anti-Narkotika dan Kesehatan Mental, SMCC, Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategi Kampus Unesa, Dr Wiryo Nuryono SPd MPd mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia (10 Oktober) dan akan dilakukan secara berkelanjutan dan dirangkaikan dengan pelatihan self-healing serta safari sharing kesehatan mental.

Baca Juga:  Lembaga Pendidikan Al Falah Darussalam Tropodo Sidoarjo Gelar Sholat Gaib dan Penggalangan Dana untuk Umat Muslim Palestina
Baca Juga:  Tim Dosen Unesa Ciptakan Mesin Pengolah Petis Lewat Metode Double Jacket

Menurut Wiryo, kegiatan ini merupakan langkah pencegahan agar tidak ada lagi mahasiswa yang tertekan secara mental, kemudian bertindak bunuh diri seperti belakangan ini marak terjadi.

“Bunuh diri, tidak lepas dari persoalan mental yang dialami mahasiswa. Karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk mencegah dan mengatasinya,” ujar Wiryo melalui keterangannya di Surabaya, Jumat (20/10/2023).

Wiryo yang juga Dosen FIP Unesa itu menjelaskan, kegiatan yang mereka lakukan itu, termasuk untuk memperkuat circle positif dan support system mahasiswa. Sehingga, ketika mereka mengalami tekanan mental memiliki ruang komunikasi dan penyelesaian yang lebih positif.

“Kita sebagai manusia pasti memiliki masalah sekaligus keterbatasan. Itu berbahaya kalau dipendam sendiri. Kadang itu jadi penyebab banyak orang mengakhiri hidupnya secara impulsif,” jelasnya.

Kegiatan yang berlangsung hingga awal November 2023 itu, juga menggelar aksi menghargai diri sendiri, talkshow, seminar kesehatan mental, dan lain-lain. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *