Robot Unesa Sempat Jatuh dan Rusak, Akhirnya Juara 2 KRTI Nasional 2023

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Tim Robot Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya (FT Unesa) meraih juara 2 Kompetisi Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2023 di Lampung, meskipun sempat mengalami gagal program hingga jatuh dan rusak.

Dalam ajang nasional itu, Tim Fly Research Group (FLY-RG FT) meraih juara 2 dengan mencatatkan skor terbanyak pada divisi Vertical Take-Off Landing. Ini catatan bagus yang ditorehkan FLY-RG, sehingga menjuarai KRTI tingkat wilayah pada Agustus lalu.

“Keberhasilan ini membuktikan, bukanlah hal baru bagi Unesa untuk berinovasi pada kompetisi bidang teknologi,” ujar Dosen Pembimbing, Muhamad Syariffuddien Zuhrie, melalui keterangannya di Surabaya, Minggu (8/10/2023).

Menurut Syarif, Unesa masuk daftar tim juara di level nasional merupakan capaian yang membanggakan bagi timnya. Itu, merupakan hasil dari persiapan dan latihan yang dilakukan anak asuhnya jauh-jauh hari.

Timnya sudah melakukan persiapan selama hampir dua tahun untuk KRTI yang awalnya direncanakan pada 2022 lalu. Namun, karena beberapa alasan, KRTI 2022 tidak dapat dilaksanakan.

Baca Juga:  Unesa dan Universitas Malaya Kerja Sama Perkuat Ekosistem Akademik PK-KM 2023

“Meski demikian, tim tetap berkomitmen melanjutkan penelitian terkait wahana dan meningkatkan kualitas robot,” katanya.

Melihat dari KRTI tingkat wilayah sebelumnya, pihaknya telah memperbarui sejumlah bagian dari robot yang akan dilombakan di tingkat nasional. Di antaranya, pada segi mekanik seperti bagian lengan yang didesain agar lebih ringan dan penempatan kamera.

Dari segi program, pihaknya merancang robot agar bisa menyelesaikan misi di dalam dan luar ruangan dalam satu tekan dan otomatis.

“Dari segi perangkat keras tidak banyak, hanya menyiapkan beberapa komponen cadangan, merapikan kabel sehingga peletakkan komponen sudah rapi dan siap dilombakan,” jelasnya.

Syarif mendeskripsikan, robotnya berkonsep menara dengan titik pusat baterai sebagai central of gravity (CG) yang memudahkan perangkat keras untuk menambah komponen yang dibutuhkan, sehingga wahana tidak memiliki keterbatasan pada bagian komponen.

Baca Juga:  Unusa Siap Kolaborasi Pentahelix Dorong Pemberdayaan Desa Mandiri

Pemilihan komponen juga harus teliti mengingat rancangan tersebut memiliki kekurangan dalam wahana yang akan semakin berat dan bisa membebani motor. Keunggulan robot tim FLY-RG ini pada penggunaan sistem penggerak utama yang diintegrasikan dalam wahana, yakni ROS (Robot Operating System).

ROS merupakan program yang dapat berjalan secara bersamaan, sehingga tidak saling mengganggu dan program dapat dijalankan secara point to point sesuai analogi dan strategi dari tim.

Ketua Tim FLY-RG, Fatih Tri Anggara mengatakan, saat sehari sebelum lomba, timnya mengalami kendala, saat mencoba wahana, robot mereka mengalami kegagalan program.

Baca Juga:  Mahasiswa Vokasi Unair Rancang Drone Bawah Laut Jarak Jauh Berbasis Android dan AUV

Saat robot diambil alih secara paksa menggunakan remote control, robot sempat lambat untuk merespons, sehingga tidak terkontrol. Hal itu membuat robot tersebut jatuh dari ketinggian lima meter dan mengakibatkan kerusakan yang cukup berat.

“Adaptasi yang berbeda saat di Surabaya dan di Lampung ini membuat robot kehilangan kendali terutama sensornya. Akhirnya, kami perbaiki dengan komponen cadangan dan perbaiki sensor untuk menyesuaikan kondisi lapangan,” ungkapnya.

Fatih menjelaskan, timnya memakai strategi yang berfokus pada pengumpulan poin dahulu. Setelah timnya lolos ke babak final, beberapa keunggulan yang dimiliki robot mulai ditunjukkan untuk mengungguli tim lawan. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *