UM Surabaya dan Singapore Polytechnic Bekali Keselamatan Kerja Petani Siwalan di Lamongan

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya dan Singapore Polytechnic bekerja sama dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Learning Express (LeX). Salah satunya, dengan mengangkat masalah keselamatan kerja petani siwalan di pesisir Paciran, Lamongan, Jawa Timur.

Kerja sama antara UM Surabaya dan Singapore Polytechnic ini diawali kedatangan 30 mahasiswa dan tiga dosen pembimbing Singapore Polytechnic di UM Surabaya, Senin (25/9/2023).

Nantinya, selama 12 hari mereka akan fokus di lokasi KKN LeX bersama 31 mahasiswa UM Surabaya di pesisir Paciran, Lamongan.

Kedatangan 30 mahasiswa Singapore Polytechnic ini disambut meriah sejumlah mahasiswa beserta Wakil Rektor 4 Bidang Kerja Sama, Al Islam Kemuhammadiyahan dan Digitalisasi UM Surabaya, Dr Mundakir Skep Ns MKep, didampingi Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UM Surabaya, Dede Nasrullah di Gedung A UM Surabaya.

Baca Juga:  The President, Game Edukasi Cegah Golput bagi Pemilih Pemula Karya UM Surabaya

Penyambutan dilakukan dengan mengenakan baju adat daerah dan menampilkan beberapa tarian di Indonesia, serta menyuguhkan menu makanan tradisional.

Kepala LPPM UM Surabaya, Dede Nasrullah, menjelaskan agenda KKN LeX merupakan kegiatan kali pertama yang dilakukan UM Surabaya dengan Singapore Polytechnic di bawah naungan Biro LPPM secara langsung.

Ada tiga fokus permasalahan utama dalam kegiatan KKN LeX ini. “Yakni, terkait keselamatan kerja petani siwalan dan perajin batik. Kedua, produk ramah lingkungan. Dan, ketiga, peningkatan produktivitas petani,” ujar Dede usai prosesi penyambutan di kampus UM Surabaya.

Dede menyebut, kondisi petani siwalan di pesisir Paciran, Lamongan perlu mendapatkan perhatian serius. Sebab, hal itu berkaitan dengan keselamatan kerja. Terlebih, mayoritas petani siwalan sudah berusia lanjut.

Baca Juga:  1.114 Mahasiswa KKN UM Surabaya Bawa 13 Produk Inovasi

“Persoalan lain adalah produk ramah lingkungan dan peningkatan produktivitas petani. Jadi, mahasiswa yang terjun nantinya juga akan bekerjasama dan memecahkan suatu masalah, terkait bagaimana memanfaatkan sesuatu yang tidak memiliki nilai menjadi barang yang memiliki nilai jual. Salah satunya, kulit siwalan yang selama ini tidak dimanfaatkan,” jelas Dede.

Selain fokus pada petani siwalan, lanjut Dede, mahasiswa juga akan fokus pada peningkatan produktivitas Batik Sendangagung Paciran.

Dede berharap, dalam waktu yang singkat selama 12 hari, 30 mahasiswa Singapore Polytechnic dan 31 mahasiswa UM Surabaya akan menghasilkan prototype alat bantu yang dibutuhkan masyarakat, khususnya petani siwalan dan perajin batik.

“Kegiatan kolaborasi ini diharapkan tidak hanya berlangsung tahun ini. Namun, juga berkelanjutan pada tahun-tahun selanjutnya. KKN LeX bukan hanya mengenai ide, namun juga harus bisa dikembangkan menjadi alat yang bermanfaat bagi sesama,” terang Dede.

Baca Juga:  ITS Kukuhkan Enam Guru Besar, Siap Tingkatkan Daya Saing Penelitian

Dalam kesempatan yang sama, Cyrine Jossa, salah satu fasilitator atau Dosen Pendamping Singapore Polytehnic, merasa haru atas sambutan yang luar biasa oleh tim UM Surabaya.

Cyrine menyebut semua kebudayaan Indonesia asli dan unik. Ia merasa terhibur, bahkan 30 mahasiswa asal Singapura merasa takjub atas penampilan-penampilan yang ditampilkan mahasiswa UM Surabaya.

“Saya berharap agar kegiatan KKN LeX ini menghasilkan produk yang sustainable. Artinya, barang ramah lingkungan dalam proses produksi maupun konsep bisnisnya dengan tidak mengabaikan isu-isu lingkungan,” katanya.

Learning Express (LeX) adalah program luar negeri selama 12 hari yang membekali mahasiswa dengan pola pikir design thinking dalam konteks inovasi sosial.

Dalam program ini, mahasiswa dapat menikmati pengalaman di luar buku teks, seperti belajar bahasa baru dan mengikuti homestay komunitas.

Mahasiswa dapat berinteraksi dan membangun persahabatan dengan pemuda dari Asia dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah yang dihadapi komunitas luar negeri. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *