Kemarau Panjang Diprediksi hingga Februari 2024, Gubernur Khofifah Ingatkan Pengelolaan Irigasi dan Menjaga Hutan
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan pentingnya pengelolaan irigasi dan hutan secara benar, karena musim kemarau panjang diprediksi hingga Februari 2024 mendatang.
Menurutnya, tidak hanya stakeholder terkait yang harus terlibat, namun juga masyarakat, agar semua bisa mengelola irigasi dan hutan.
“Kita terus memanage bagaimana proses irigasi tetap bisa berjalan dengan baik, karena estimasi el Nino akan lebih panjang dari yang kita prediksikan,” kata Khofifah usai peluncuran bantuan beras tahap kedua di Pergudangan Bulog di Kecamatan Buduran, Rabu (13/9/2023).
Khofifah menambahkan, puncak kemarau yang diprediksi pada Agustus, ternyata mundur pada September hingga Oktober. Bahkan menurut update BMKG, kemungkinan puncak kemarau pada November, dan musim kemarau bisa hingga Februari 2023.
“Oleh karena itu semua harus dimanage dengan baik, kerja sama semua pihak, terutama mohon maaf saya agak out of contact, mari kita semua menjaga hutan kita, menjaga dengan berbagai kehati-hatian kita sehingga ada hal yang tidak perlu menyebabkan terjadinya karhutla (kebakaran hutan dan lahan) itu betul-betul kita hindari,” ucap Khofifah.
Khofifah melanjutkan, kebakaran yang terjadi di kawasan Gunung Arjuno, Welirang dan Bromo harus menggunakan water booming untuk pemadamannya.
“Penanganan kebakaran harus menggunakan tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Maka semua pihak harus hati-hati dan menjaga agar tidak terjadi kebakaran. Apalagi di musim kemarau ini, api akan cepat merambat di hutan dan lahan kering karena angin yang kencang sehingga kebakaran makin meluas,” imbuhnya. (sat)