Dukung Smart Kampung, ITTelkom Implementasikan Teknologi dan Sumber Listrik Alternatif

SURABAYA, SURYAKABAR – Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTelkom Surabaya) mendorong adanya green economy dengan menggandeng Kampung Oase Ondomohen Surabaya untuk menerapkan teknologi panel surya dan urban farming.

Ketua Pengabdian Masyarakat ITTelkom Surabaya, Lora Khaula, mengatakan, kegiatan itu merupakan pengabdian masyarakat lanjutan pada 2022 lalu. ITTelkom ingin meningkatkan panel surya yang masih berkapasitas 800 WP untuk membantu kebutuhan masyarakat dalam kesehariannya.

“Termasuk urban farming dan pengolahan limbah sampah plastik didukung daur ulang yang dapat menghasilkan keterampilan baru seperti produk perabot rumah tangga,” ujar Lora melalui keterangannya, Kamis (7/9/2023).

Baca Juga:  Mahasiswa ITS Ciptakan KardiaQ, Aplikasi Pemantau Kesehatan Jantung

Lora menyebut ada banyak perkembangan di Kampung Oase Ondomohen Surabaya. Hal itu sangat berpotensi menjadi smart kampung.

“Jika implementasi teknologi ini berhasil, maka dapat mendukung inovasi kampung binaan Pemkot Surabaya sebagai smart kampung,” jelasnya.

Lurah Ketabang, Domy Wahyu Nugroho, menyampaikan terima kasihnya atas dukungan ITTelkom dalam banyak proyek pengabdiannya yang terus disinergikan dengan Kampung Oase Ondomohen Surabaya.

“Kami berharap sinergi semacam ini tidak berhenti, namun ke depannya akan lebih banyak lagi, sehingga lebih banyak kontribusi dan dampak baik yang bisa kita lakukan bersama,” ungkapnya.

Baca Juga:  Unair Tambah 12 Guru Besar, Jadi Semangat Baru dan Kontribusi bagi Indonesia
Baca Juga:  Doktor ITS Gagas Algoritma Pendeteksi Lokasi Epilepsi di Otak

Ketua Kampung Oase Ondomohen Surabaya, Musmulyono, mengakui ada dampak ekonomi yang dirasakan secara nyata oleh warga dengan adanya pemanfaatan IPTEK tersebut.

Contohnya, adanya panel listrik dinilai sangat membantu masyarakat dalam pembayaran listrik. Jika semula warga harus membayar sekitar Rp 250 ribu, kini cukup mengeluarkan biaya Rp 100 ribu.

“Jadi, ini luar biasa sekali manfaatnya. Tidak hanya dari segi pembiayaan, namun juga dari pengembangan program urban farming hingga pengembangan UMKM,” terang Musmulyono.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut ada sebanyak 56,7 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Persentase itu diprediksi terus meningkat menjadi 66,6 persen pada 2035. Perkotaan itu termasuk Surabaya.

Hal itu berdampak pada meningkatnya konsumsi energi yang tinggi, serta menambah limbah buangan yang tidak ramah lingkungan. Artinya, Indonesia saat ini perlu dukungan penggunaan energi terbarukan dan daur ulang limbah untuk menuju green economy. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *