KIR Smamda Juara Internasional Berkat MSG Organik dari Kupang dan Rumput Laut
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA Muhammadiyah 2 (Smamda), Sidoarjo berhasil meraih juara internasional di ajang Indonesia International Invention Expo (IIIEX) 2023 dengan produk Minosodium Glutamate (MSG) Organik dari kupang dan rumput laut.
Lomba ini diselenggarakan di Politeknik Negeri Semarang, 25-28 Agustus 2023. Lomba diikuti 241 tim dari berbagai negara di antaranya Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, Iran, Meksiko, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Rumania.
Smamda Sidoarjo membawa pulang Gold Medal pada kategori Food Science. Judul penelitiannya High-Protein Organic MSG from Mussels (Musculista Senhausia) and Seaweed (Eucheuma Cottonii) Extracts as an Antioxidant to Free Radicals.
Produk ini adalah MSG organik tinggi protein dari ekstrak kupang dan rumput laut sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas.
Karya ini dibuat Andhin Alfianti Yunida kelas XII-1, Septian Aulia Najwa kelas XII-4, Zahra Putri Yega kelas XII-5, dan M. Taufik kelas XII-1
Guru pembina Ernawati Kristiningrum ST MPd menjelaskan, pembuatan inovasi karya ini dilatarbelakangi banyaknya kupang di Kabupaten Sidoarjo serta Indonesia habitat rumput laut terbesar di dunia.
“Kami memilih kupang karena merupakan kearifan lokal dari Sidoarjo tepatnya di kampung Balongdowo, Kecamatan Candi yang sebagian besar warganya bermata pencaharian nelayan kupang. Dan memilih rumput laut karena beberapa tahun yang lalu Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Exim Bank meresmikan program Desa Devisa Rumput Laut pertama di Indonesia berada di Sidoarjo,” tuturnya.
Ia menambahkan, Program Desa Devisa Rumput Laut ini berlokasi di Koperasi Sumber Mulyo, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, jadi bahan dasarnya mudah didapat.
Guru Kimia ini menjelaskan, hasil penelitian menunjukkan kandungan kupang memiliki protein dan rumput laut mengandung antioksidan.
“Kandungan protein yang tinggi pada kupang dapat bermanfaat untuk memperbaiki sel yang rusak, membuat sel dan jaringan tubuh yang baru,” imbuhnya.
Sedangkan kandungan antioksidan pada rumput laut merah, lanjutnya, berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Dengan kandungan ini KIR Smamda merancang MSG organik untuk penguat rasa pada makanan.
Andhin Alfianti Yunida salah satu anggota KIR kelas XII-1 menjelaskan, ada 4 tahap dalam proses pembuatam MSG Organik ini.
“Proses pertama yakni ekstraksi daging kupang dengan cara dipanaskan dengan air, dilanjutkan dengan proses ekstrasi Monosodium Glutamat pada rumput laut,” terangnya.
Ia menambahkan, rumput laut dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dioven pada suhu 60℃ selama 2 jam atau dijemur dibawah sinar matahari hingga kering. Rumput laut kering lalu dihancurkan menggunakan blender hingga halus.
Setelah itu diayak sampai menghasilkan ukuran partikel sebesar 60 mesh, dilanjukan proses ketiga kristalisasi ekstrak daging kupang dan rumput laut dan terakhir dilakukan proses pengeringan adonan.
“Adonan yang sudah jadi bubuk ditimbang dan dikemas sachet, lalu seal hingga tertutup rapat,” jelas Andhin.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Smamda, Alful Musrifah MPd mengaku sangat bangga dengan prestasi yang dicapai tim KIR.
“Mereka telah menunjukkan dedikasi dan keuletan yang luar biasa dalam mengembangkan solusi nyata dengan membuat MSG Organik dengan memanfaatkan kearifan lokal yang ada di Sidoarjo,” ucapnya.
Ia berharap pencapaian ini dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk berkontribusi pada perubahan positif.
Dalam upaya mendukung tim KIR, Smamda telah menyediakan akses ke fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian yang mendalam.
Tim peneliti diberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan para guru yang ahli di berbagai bidang, membantu mereka memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman terhadap isu-isu yang mereka teliti.
Selain itu, Smamda juga memberikan dukungan dalam hal pendanaan untuk pelaksanaan penelitian. Ini memungkinkan tim untuk mengumpulkan data, melakukan eksperimen, dan mengembangkan solusi yang lebih baik secara finansial.
Seluruh proses penelitian mendapat pengawasan dan bimbingan yang berkelanjutan dari pembimbing KIR, memberikan dorongan untuk menjaga kualitas dan integritas penelitian. (sat)