Kemnaker Ajak Perguruan Tinggi Tingkatkan Kompetensi Calon Pekerja Migran

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI) memastikan para calon pekerja migran memiliki kompetensi yang memadai sebelum berangkat ke luar negeri. Kemnaker RI juga mengajak perguruan tinggi untuk ikut berperan dalam meningkatkan kompetensi para calon pekerja migran.

Hal itu disampaikan Staf Khusus Kemnaker RI, Hindun Anisah, di hadapan ratusan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa) saat memberikan materi kuliah pakar dan visiting professor dengan tema Migrant Health & Human Rights yang digelar FK Unusa di Auditorium lantai 9 Tower Unusa kampus B Jemursari Surabaya, Selasa (29/8/2023).

Menurut Hindun, salah satu pendekatan yang diusulkan Kemnaker adalah memastikan, para calon pekerja migran memiliki kompetensi yang memadai sebelum berangkat ke luar negeri.

Baca Juga:  17 Mahasiswa Unusa Ikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2023

Sesuai regulasi, calon pekerja yang tidak kompeten tidak diizinkan untuk berangkat. Sehingga, pendekatan ini bertujuan untuk melindungi kepentingan dan kesejahteraan pekerja migran.

“Sertifikat kompetensi harus dimiliki calon pekerja, sebagai bukti, mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan di tempat kerja baru,” ujar Hindun.

Hindun juga mengajak perguruan tinggi untuk ikut berperan dalam meningkatkan kompetensi para calon pekerja migran. Ini dapat dilakukan melalui program-program pendidikan dan pelatihan yang sesuai kebutuhan pasar kerja luar negeri.

Dalam konteks ini, Hindun menekankan pentingnya kesesuaian antara kemampuan, bakat, dan minat para calon pekerja dengan tuntutan pekerjaan di luar negeri.

Baca Juga:  Mengenal Fadillah Marzely, Wisudawan Peraih IPK Tertinggi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya

“Dalam upaya memperluas kesempatan kerja di luar negeri, Kemnaker mengajak kerja sama antara perguruan tinggi, lulusan mereka, dan perusahaan-perusahaan di luar negeri. Hal ini dapat membuka peluang bagi lulusan perguruan tinggi untuk bekerja di lingkungan internasional yang semakin terkoneksi secara digital,” ungkap perempuan yang juga sebagai Sekretaris di Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Dekan FK Unusa, Dr Handayani MKes, mengatakan, FK Unusa mengadakan kegiatan dan menghadirkan berbagai pembicara dari berbagai latar belakang. Salah satu isu utama yang ditekankan dalam kegiatan ini adalah kesehatan migran.

“Terungkap, sekitar 300 migran dari berbagai negara, seperti Lebanon, Pakistan, Afghanistan, dan lainnya, berada di daerah Puspa Agro Sidoarjo dengan status yang tidak jelas. Mereka hidup di asrama sana dan tidak memiliki identitas resmi, sehingga tidak bisa bekerja secara formal. Namun, mereka masih mendapatkan bantuan dana dari PBB untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka,” jelasnya.

Baca Juga:  ITS dan Pemkot Surabaya Dirikan Pabrik Air Minum Dalam Kemasan

Handayani menjelaskan, FK Unusa terlibat dalam memberikan pelatihan keterampilan kesehatan kepada para migran ini. Tujuannya untuk membekali mereka dengan pengetahuan tentang bagaimana menjaga kesehatan mereka sendiri dan teman-teman mereka di lingkungan yang sulit, di mana stres sering kali dihadapi. Mereka mungkin tinggal dalam kondisi lingkungan yang tidak pasti dan tanpa jaminan masa depan yang jelas.

“Beberapa migran telah berada dalam kondisi ini selama bertahun-tahun, banyak dari mereka yang masih berusia muda mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan. Namun, ada batasan dan pembatasan yang diberlakukan PBB terkait pekerjaan formal untuk migran ini,” terangnya.

Acara ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan yang diadakan FK Unusa dalam rangka memperingati ulang tahun ke-9.

Kegiatan ini juga bekerjasama dengan International Organization for Migration (IOM) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terutama untuk mendorong kesejahteraan migran.

Pakar lainnya yang hadir, yakni Prof Dr Kim Soo Il selaku FMR Ammbassador of Korea/Chair Professor of daeshin University), dan Dr Nedal Odeh selaku Senior Migration Health Officer IOM Indonesia. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *