21 Mahasiswa Baru Untag Surabaya Jadi Pioner Gerakan Cinta Lingkungan

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya resmi mengukuhkan 3.174 mahasiswa baru menjadi penggerak lingkungan. Sebanyak 21 mahasiswa baru di antaranya, akan menjadi pioner gerakan cinta lingkungan tersebut.

Bersamaan dengan penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2023 yang digelar di lapangan utama kampus, Untag Surabaya mengukuhkan sebanyak 3.174 mahasiswa baru.

Tak hanya di lingkup kesehatan, para mahasiswa baru tersebut juga diharapkan dapat menjadi penggerak lingkungan di sektor pendidikan hingga lingkungan kewirausahaan.

Rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho, mengatakan, pada PKKMB 2023 ini, Untag Surabaya mengusung tema lingkungan. Tujuannya, para generasi penerus dapat menjaga lingkungan secara berkelanjutan. Ada 21 mahasiswa yang menjadi pioner gerakan ini. Mereka berasal dari BEM, pencinta lingkungan dan mahasiswa baru.

Baca Juga:  Kemnaker Ajak Perguruan Tinggi Tingkatkan Kompetensi Calon Pekerja Migran

“Harapannya, dengan tema ini, maka kita akan menjaga lingkungan. Tidak hanya kaitannya menjaga lingkungan yang sehat, tapi juga kaitannya dengan pendidikan, wirausaha dan lainnya,” ujar Prof Nugroho.

Prof Nugroho menjelaskan, program ini dicetuskan untuk menanggapi isu polusi udara yang kian meningkat di sejumlah daerah, seperti Jakarta. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang terkena infeksi saluran pernapasan (ISPA). Di sisi lain, gerakan ini juga sebagai bentuk komitmen kampus yang berkelanjutan dalam menjaga lingkungan.

“Sebagai kampus Merah Putih, kami punya andil besar dalam menciptakan kepedulian lingkungan melalui program mahasiswa penggerak lingkungan. Kami bentuk anak-anak muda untuk turut andil dalam program ini, sehingga punya kepedulian tinggi terhadap lingkungan,” jelasnya.

Baca Juga:  3.174 Mahasiswa Baru Untag Surabaya Diajak Hitung Jejak Karbon

Menurut Prof Nugroho, untuk penggerak lingkungan, aksi nyata mahasiswa nantinya bisa dilihat dengan disiplinnya pada pembuangan sampah, pengelolaan sampah dan kontroling kebersihan. Selain itu, gerakan ini juga bentuk komitmen Untag Surabaya yang berkelanjutan dalam menjaga lingkungan.

“Kami khawatir apa yang saat ini terjadi di Jakarta dan Surabaya, polusi karbon sangat tinggi dan berdampak besar pada sistem pernapasan,” ungkapnya.

Pada pembukaan PKKMB lalu, Untag Surabaya mengajak ribuan mahasiswa baru untuk menghitung jejak karbon. Langkah ini sebagai bentuk dalam menekan polusi udara yang semakin mengkhawatirkan. Istilah jejak karbon merujuk pada jumlah karbon yang dihasilkan per individu dari berbagai kegiatan manusia.

Baca Juga:  Mengenal Fadillah Marzely, Wisudawan Peraih IPK Tertinggi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya

Contoh dari aktivitas manusia yang menimbulkan jejak karbon adalah produksi jenis sampah plastik, sampah makanan hingga penggunaan listrik secara berlebihan. Kepedulian terhadap lingkungan harus dibangun dari hal yang terkecil.

Sejauh ini, komitmen Untag Surabaya dalam kepedulian lingkungan dibuktikan dengan beberapa penghargaan seperti peringkat 46 dalam rangking UI GreenMetric Dunia pada 2016. Pada penghargaan itu, Untag Surabaya unggul dalam pengelolaan tinja, hidroponik, dan solar cell.

“Pada tahun 2016 kita Juara 2 Eco Campus, pada 2018 kita Juara 1 Eco Campus juga, tahun 2021 Juara 3 Eco Campus. Ini artinya berkelanjutan terus. Tentunya kita akan tingkatkan terus kepedulian terhadap lingkungan ini,” pungkasnya. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *