Berita Sidoarjo
Seribu Hektar Sawah di Kabupaten Sidoarjo Kekeringan

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Sejumlah area persawahan di Kabupaten Sidoarjo mengalami kekeringan. Hal ini menyebabkan para petani mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah per orang.

Salah satu area persawahan yang mengalami kekeringan di Desa Sentul, Kecamatan Tanggulangin. Setidaknya 105 hektar sawah yang telah ditanami padi mulai mengering, karena tidak teraliri air. Bahkan, tanah di persawahan tersebut terlihat merekah.

“Airnya sulit, biasanya kami dapat suplai air untuk persawahan dari kanal, sekarang kanalnya tidak ada airnya,” ujar salah seorang petani, Roji (45).

Menurutnya, lahan sawah seluas dua bahu atau setara dengan 14.200 meter persegi miliknya tersebut terancam gagal panen. “Kondisi seperti ini tiap tahun terjadi di musim kemarau,” ucapnya.

Dia memastikan jika tanaman padi tersebut sudah tidak dapat dipanen. Sebab bulir padi juga belum keluar dari batang padi.

Baca Juga:  SHRE, Program Baru Architecture PCU Pelajari Konsep Hunian Ramah Lingkungan

“Kami berharap pemerintah bisa membantu kelancaran pasokan air ke persawahan agar tidak kekeringan. Per bahunya kerugian saya sekitar Rp 25 juta. Saya punya dua bahu sehingga total kerugiannya ya Rp 50 juta,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Sidoarjo Eni Rustianingsih mengatakan, luas lahan persawahan yang ditanami padi mencapai 15 ribu hektar di seluruh wilayah Sidoarjo.

Sementara untuk wilayah Tanggulangin, terdapat sekitar 1.000 hektare lahan persawahan. Sedangkan dari jumlah itu, terdapat 105 hektare yang mengalami kekeringan.

“Kalau untuk seluruh wilayah Sidoarjo sekitar 1.000 hektar yang kekeringan,” ujarnya.

Baca Juga:  PLN Nusantara Power Dukung Pertumbuhan Sektor Energi Lewat IEE Series 2023

Rata-rata kekeringan di Sidoarjo melanda wilayah tengah, karena termasuk wilayah hilir. Seperti di wilayah Kecamatan Sedati, Gedangan, Buduran, Waru hingga Taman. Hal itu terjadi akibat El Nino.

Rencananya, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI akan datang ke Sidoarjo. Tujuannya mencarikan bibit yang tahan dengan kekeringan.

“Sebenarnya bukan Sidoarjo saja yang seperti ini, tapi memang adanya globalisasi ini berpengaruh terhadap kekeringan,” terangnya.

Kekeringan di Sidoarjo sudah terjadi sejak bulan lalu. Wilayah Sidoarjo sendiri masuk dalam wilayah hilir Brantas. Sehingga menurut Eni, harus memiliki tata kelola air dengan baik.

Eni menjelaskan, pihaknya tengah berusaha mencarikan jalan keluar terkait kekeringan tersebut. Meski begitu, tanaman padi tersebut masih bisa diselamatkan jika ketersediaan air ada.

“Sebenarnya kalau di wilayah barat masih aman. Artinya masih bisa ditreatment, karena kelompok taninya sudah melakukan pengeboran dangkal,” terangnya.

Namun, untuk wilayah timur memerlukan perlakuan khusus. Sebab jika melakukan pengeboran terlalu dalam, maka yang keluar merupakan air payau. Selain juga berbatasan dengan laut.

Baca Juga:  Sawah Terendam Air, Tanaman Padi di Sidoarjo Terancam Rusak

“Sidoarjo ini kan Delta. Berarti kalau wilayah Delta endapan dari wilayah hulu sana. Sehingga satu-satunya harus melakukan tata air,” imbuhnya.

Wakil Bupati Sidoarjo Subandi mengaku sangat prihatin dengan kondisi kekeringan tersebut. Terlebih, rongga tanahnya juga cukup besar bahkan bisa membuat kaki orang dewasa terperosok.

“Kami juga sudah menghubungi dinas terkait agar segera menyikapi masalah ini,” katanya.

Subandi meminta agar sistem pembagian air dari hulu sampai hilir dapat segera mendapatkan solusi. Sehingga lahan sawah di Desa Sentul dapat teraliri dengan baik dan menghidupkan pertanian.

Menurut Subandi, masalah tersebut hampir sama dengan masalah di Kecamatan Jabon. Setelah disidak, area persawahan di sana akhirnya teraliri air dengan baik hingga pertanian pun berjalan.

“Jangan sampai para petani ini dirugikan, karena tidak ada air,” imbuhnya. (sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *