Kolom
Spalletti, Ojo Dibandingke, Allegri
Luciano Spalletti saat ini sedang sumringah, Napoli yang diasuhnya mengejutkan Italia dan Eropa. Setelah mengalahkan Cremonese dengan empat gol, Khvicha Kvaratskhelia dkk kembali mencetak empat gol kala menjamu Ajax.
Hasil berbeda diraih Massimiliano Allegri. Setelah kebobolan dua gol melawan AC Milan, Dusan Vlahovic dkk kembali menderita dua gol dari Maccabi Haifa di ajang Liga Champions Eropa.
Spalletti adalah salah satu pelatih progresif yang ada di Italia. Strateginya menyerang dengan formasi 4-3-3. Disaat tim Italia yang lain sulit untuk menjauhkan diri dari kecenderungan memiliki pertahanan yang kuat, ex pelatih Inter ini sangat mengagumi sepak bola menyerang. Ada kepuasan berlebih ketika Napoli mampu menggelontorkan banyak gol ke gawang lawan. Bermain cepat vertikal dan sangat terobsesi untuk mencetak gol cepat.
Taktik ini berjalan baik, karena Spalletti telah mengumpulkan banyak sprinter di skuadnya. Selain Victor Osimhen, pelatih berkepala botak ini masih dapat mengandalkan Hirving Lozano, Matteo Politano, Kvaratskhelia, Giovanni Simeone dan Giacomo Raspadori.
Di lini tengah Napoli mengandalkan pemain-pemain yang kuat berduel dan mampu menjaga penguasaan bola. Andre Anguissa, Stanislav Lobotka, Tanguy Ndombele dan Piotr Zielinski adalah jaminan possession football.
BACA JUGA:
Sayap-sayap Napoli juga bukan sayap-sayap yang patah. Giovanni di Lorenzo dan Matthias Olivera memberikan jaminan support crossing dan penetrasi untuk membantu lini depan.
Jika musim ini berakhir baik bagi Napoli, maka pujian tentu untuk Spalletti. Dengan minimum perubahan dari musim lalu, Spalletti berhasil mendapatkan pemain-pemain yang sangat tepat untuk meningkatkan performa.
Kim Min Jae terbukti konsisten mengawal lini pertahanan sejauh ini, Simeone dan Raspadori memberikan opsi untuk kedalaman skuad dalam mencetak gol.
Berbicara prestasi raihan scudetto, Spalletti memang ojo dibandingke dengan Allegri. Spalletti masih nol dan Allegri telah meraih sebanyak enam kali bersama AC Milan dan Juventus.
Pun demikian untuk gaji, Spalletti menerima sekitar tiga juta euro, sementara itu Allegri lebih dari dua kali lipatnya. Skuad yang dimiliki Juventus juga lebih mewah.
Pemain Juventus menduduki rangking atas daftar pemain dengan gaji tertinggi, Vlahovic adalah pemain dengan gaji tertinggi di Liga Italia dengan nilai sekitar 13 juta euro per musim sementara Osimhen tak lebih dari separuhnya.
Tapi untuk pencapaian sejauh ini, kata Farel Prayoga, Allegri ojo dibandingke dengan Spalletti. Napoli ada di capolista, sementara Juventus masih di papan tengah. Di Eropa, Napoli sudah lolos ke babak berikutnya, sementara Juventus hanya memiliki harapan yang sangat kecil untuk lolos.
Musuh utama dari Spalletti adalah konsistensi, tak jarang di awal musim bagus lalu biasa drop menjelang garis finish. Ujian terberatnya adalah mengatasi masalah ini. Ketelitian dalam rotasi dan membaca taktik lawan harus ditingkatkan.
Allegri yang masih terseok tetap mendapatkan dukungan penuh dari manajemen Juventus. Giornata berikutnya nanti di Serie A Napoli akan menjamu Bologna dan Juventus dijamu Torino. Layak ditunggu siapa di akhir musim yang akan lebih beruntung, Spalletti atau Allegri. (*)
Penulis: Johan Satrya, Penikmat Liga Italia