Batik Ecoprint Unik dan Tak Ada Kembarannya, Kini Semakin Digemari

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Gaya hidup ramah lingkungan saat ini semakin digemari banyak kalangan termasuk kaum millenial. Di bidang busana, saat ini berkembang batik ecoprint.

Sesuai namanya, ecoprint berarti ekosistem yang diprint atau dicetak. Cara pembuatannya cukup unik. Aneka daun yang dipilih diletakkan di atas kain putih yang telah diproses, digulung lalu diuapkan beberapa jam.

Setelah jadi, sepintas hasilnya mirip batik tulis, namun sangat berbeda. Kalau batik tulis dipola terlebih dahulu, sehingga memungkinkan ada produk yang kembar. Kalau batik ecoprint tidak ada duanya, membuat batik jenis ini begitu spesial bagi pemakainya.

Di Kabupaten Sidoarjo salah satu yang mengembangkan batik ecoprint adalah Siti Harnanik, warga Desa Seruni, Kecamatan Gedangan.

Unick panggilan akrab Siti Harnanik mengatakan, usaha batik ecoprint dengan brand Daun Efek telah digelutinya sekitar tiga tahun lalu. “Saya memilih usaha batik ecoprint, karena semua bahannya dari alam sehingga ramah lingkungan,” ucapnya, Rabu (27/4/2022).

BACA JUGA:

Menurutnya, berbagai jenis daun bisa dijadikan motif batik ecoprint seperti daun jati, jarak wulung, jarak kepyar, lanang, tabebuya dan lainnya.

“Efeknya saya jadi banyak menanam tumbuhan. Saat saya membuat ecoprint, daunnya tinggal dipetik di halaman,” ujarnya diselingi tawa.

batik1

Dalam sehari Unick mampu menghasilkan 10 lembar batik ecoprint yang dijual mulai Rp 250 ribu hingga Rp 2 juta, tergantung jenis kain yang dipakai.

“Batik ecoprint tidak saja bisa digunakan untuk kemeja, namun bisa buat tas, sepatu, mukena, payung, tas, dompet dan lainnya,” jelas ibu dua anak ini.

Meskipun masih tergolong baru, produk batik ecoprint karya Unick sudah ‘terbang’ ke luar pulau seperti Kalimantan, Sulawesi hingga Bali. Bahkan sampai ke luar negeri.

Hal itu berkat pemasaran yang juga menggunakan media sosial. “Yang disukai mereka, batik ini memang tidak ada yang ngembari,” terangnya.

Menjelang Lebaran seperti saat ini, omzet Unick naik lebih dari 40 persen. “Selain untuk busana Lebaran, konsumen membelinya untuk souvenir,” kata dia.

Unick juga merasa terbantu, karena Pemkab Sidoarjo mewajibkan setiap Jumat, para ASN mengenakan baju batik hasil produksi UKM/UMKM lokal termasuk produknya.

Ia menambahkan, cara perawatan batik ecoprint sama dengan batik tulis. “Jangan menggunakan detergen. Pakailah cairan klerek dan jangan dijemur di bawah sinar matahari langsung,” pesannya. (aha)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *