Pilkada Surabaya
Enam Partai Nonparlemen Bentuk Koalisi, Berlabuh ke PDI-P atau MA?
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Menjelang Pilkada Surabaya 2020, enam parpol yang tidak memiliki kursi di DPRD Surabaya alias nonparlemen sepakat membentuk Koalisi Membangun Surabaya (KMS). Mereka siap berpartisipasi di pilkada. Tapi soal arah dukungan politik akan diputuskan, setelah calon yang direkom PDI-P keluar.
Terbentuknya koalisi ini merupakan hasil diskusi panjang yang dirintis para ketua parpol, yakni Samsurin (Ketua DPC PBB Kota Surabaya), Samuel Teguh Santosa (Ketua DPD Perindo Kota Surabaya), Zainal Arifin (Ketua DPC Partai Garuda Kota Surabaya), Edi Susanto (Ketua DPC PKPI Kota Surabaya), Usman Hakim (Ketua DPD Partai Berkarya Kota Surabaya), dan Edi Rahmat (Ketua DPC Partai Hanura Kota Surabaya).
“Ya, kami sudah melakukan pertemuan tiga kali. Kami sepakat koalisi ini dipermanenkan dengan sebutan Koalisi Membangun Surabaya (KMS). Sebab, kalau kami jalan sendiri-sendiri tidak punya daya tawar tinggi. Tapi kalau kami bersama, kompak, dan satu suara, maka suaranya lumayan besar. Total 7,1 persen suara,” ujar Edi Rahmat ketika dikonfirmasi, Selasa (11/8/2020).
Menurut dia, koalisi enam parpol nonparlemen ini secepatnya akan melakukan deklarasi. “Kami akan deklarasi dulu. Saat ini kami belum menentukan sikap politik akan berlabuh kemana, PDI-P atau Machfud Arifin (MA). Kami akan bersikap setelah PDI-P mengeluarkan rekom untuk jagonya,” tandas Edi Rahmat yang juga mantan anggota DPRD Surabaya periode 2014-2019.
BACA JUGA:
Hal senada diungkapkan Koordinator KMS, Samsurin. Menurut dia, dengan bulatnya enam parpol nonparlemen di Surabaya ini, KMS memiliki kekuatan 7,1 persen suara atau 109.468 ribu hasil Pileg 2019.
Jika infrastruktur partai nonparlemen ini digabungkan, lanjut dia, akan mempunyai kekuatan 1.225 lebih pengurus struktural. Kurang lebih 300 mantan caleg dan sedikitnya 770 pengurus partai di tingkat ranting.
“Dalam waktu dekat ini kami akan maksimalkan keseluruhan potensi yang ada untuk dijadikan kuda hitam pada Pilkada Surabaya,” ungkap Samsurin.
Soal arah dukungan KMS, Samsurin sepakat bersikap untuk melihat dan menilai terlebih dahulu tentang para calon yang akan maju di Pilkada Surabaya 2020. Selanjutnya, KMS akan membuka seluas-luasnya bagi para calon yang mau memaparkan visi dan misinya dalam membangun peradaban pembangunan Surabaya ke depan, seperti tujuan koalisi enam partai nonparlemen, yakni Koalisi Membangun Surabaya.
Lebih jauh, Samsurin menegaskan, koalisi partai nonparlemen ini bukan hanya melihat politik sebuah pertarungan antarkandidat saja. Tetapi pihaknya mengharapkan adanya kompetisi yang sehat dan berbudaya, serta berbuat lebih nyata dalam mengembalikan keadaan ekonomi Surabaya yang makin parah akibat pandemi Covid-19.
“Kami tegaskan, hadirnya partai nonparlemen janganlah dianggap enteng. Apalagi dengan tidak lolosnya para calon independen, maka bisa dipastikan Pilkada Surabaya 2020 hanya diikuti dua pasangan calon, kecuali takdir Allah berkata lain,” tuturnya.
Samsurin menandaskan, meski KMS tidak memiliki kursi di parlemen, tapi secara kepengurusan sudah solid dan siap digerakkan untuk membangun Surabaya secara adil.
“Dalam waktu dekat keenam partai yang sudah sepakat berkoalisi akan segera deklarasi, dan menyamakan persepsi untuk Surabaya lima tahun ke depan bersama calon-calon yang dianggap mumpuni sebagai kandidat,” pungkasnya. (be)