Belajar Videografi demi Menjauhi Narkoba
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Inzaghi Gigantara Solusindo bekerjasama dengan Plato Foundation menggelar Whorkshop Videografi bagi Pemakai Narkoba yang sedang menjalani masa rehabilitasi di Grand Darmo Hotel Surabaya, Sabtu (21/12/2019).
Hadir sebagai peserta kali ini sejumlah 15 orang yang keseluruhannya cowok. Mereka adalah para mantan pemakai narkoba yang dikirimkan keluarganya atau bahkan yang tertangkap tangan oleh petugas saat razia.
Pelatihan selama dua hari ini membekali peserta tentang bagaimana teknik dan triks membuat sebuah video yang hebat, dengan judul dan pesan yang kuat, sehingga sangat menjual dan menarik bagi masyarakat.
Nun Jamianto, S.E., M.M., pemateri sekaligus Direktur PT. Inzaghi Gigantara Solusindo mengungkapkan, kegiatan ini akan membekali peserta agar bisa diterapkan setelah masa pemulihan nanti. “Siap, setelah keluar dari sini lalu kalian menjadi orang hebat dan sukses,” tanya pria yang suka berorganisasi ini menyemangati para peserta.
Sementara Dita Amalia, S.Sos, M.Psi, Direktur PLATO Foundation mengaku beruntung bisa menggandeng Inzaghi dan menyelenggarakan workshop ini untuk mulai mengenalkan vokasional kepada para pecandu yang telah selesai menjalani rehabilitasi.
“Videografi ini diperuntukkan bagi klien IPWL yang sudah melewati rawat inap selama empat bulan agar mereka siap saat kembali ke masyarakat lagi,” jelasnya kepada media ini.
Dita berpesan agar ada kesinambungan pecandu dan masyarakat melalui tiga hal yang harus dipahami secara bersama-sama.
“Remaja dan anak-anak muda harus paham efek jangka panjang bahaya narkoba yang memperbudak kalian jika sudah ketergantungan, bukan sebagai keren-kerenan agar kelihatan hebat. Bagi orangtua, keluarga dan guru agar memahami perubahan fisik dan kebiasaan perilaku anak-anaknya yang sedang memakai. Selanjutnya memahamkan fungsi rehabilitasi yang mengubah pecandu bukan sebagai sampah masyarakat, tetapi mereka masih bisa produktif dengan skill,” pungkasnya.
Hal senada terucap dari Hdt (20), peserta yang asli Kediri ini mengaku bersyukur telah tertangkap polisi dan masih bisa menjalani lima bulan masa rehabilitasi. “Untungnya saya tertangkap dan belajar di Plato. Kalau pas makek iku nggak kenal keluarga mas, sekarang saya ingat mereka dan pengen segera pulang,” tuturnya menyesal saat diminta memperkenalkan diri.
Ucapan Hdt menjadi bukti, selama ini jarang sekali pecandu yang datang sukarela kepada lembaga rehabilitasi. Kebanyakan dari mereka adalah hasil tangkapan polisi atau yang diantarkan keluarganya. Awalnya mereka berontak, takut dengan berita buruk rehabilitasi. Tapi lama-lama setelah paham prosesnya, mereka sadar dan tidak akan kembali lagi berhubungan atau bahkan mendekati yang bernama narkoba. (hrd)