Anggota PKK Diajak Memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Upaya mengenalkan kembali pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga) dilakukan TP-PKK Kabupaten Sidoarjo kepada anggotanya. Upaya tersebut dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi Pemanfaatan Hasil Tanaman Toga di Pendopo Delta Wibawa, Kamis (1/8/2019).
Kegiatan yang dibuka Wakil Ketua II TP-PKK Kabupaten Sidoarjo Hj. Endang Ahmad Zaini diikuti sekitar 250 anggota PKK Kecamatan dan desa/kelurahan.
Wakil Ketua II TP-PKK Kabupaten Sidoarjo Hj. Endang Ahmad Zaini mengatakan, pengobatan tradisional hampir tersingkir oleh obat kimiawi. Padahal, mengkonsumsi obat kimia dalam waktu yang lama berefek buruk bagi kesehatan. Oleh karenanya, masyarakat diajak kembali pada obat tradisional. Masyarakat juga diajak melestarikan tanaman obat keluarga bagi generasi selanjutnya.
“Pengobatan tradisional yang merupakan warisan nenek moyang kita, saat ini sudah hampir tersingkir oleh obat kimiawi yang bervariatif dan mudah untuk mendapatkannya,” ucapnya.
Istri Sekda Sidoarjo H. Ahmad Zaini tersebut mengatakan, Toga merupakan tanaman obat keluarga yang berkhasiat. Tanaman obat banyak dijumpai di sekitar rumah. Bahkan dibudidayakan masyarakat untuk dimanfaatkan bagi kesehatan. Penanamannya pun juga mudah. Dapat dilakukan di halaman rumah. Oleh karenanya masyarakat diharapkan dapat lebih intens mengenalkan manfaat tanaman obat yang banyak terdapat disekitar rumah
“Dengan terselenggaranya sosialisasi hari ini akan dapat menambah wawasan bagi kita semua untuk dapat mengidentifikasi khasiat dan manfaat masing-masing jenis tanaman obat keluarga, sehingga kita dapat memanfaatkannya dengan baik dan benar,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Hj. Endang Ahmad Zaini berharap ada sinergi dengan instansi terkait untuk mengangkat kembali nilai-nilai pengobatan tradisional. Dirinya melihat Toga bisa menjadi inovasi desa-desa sebagai destinasi unggulan jika dikelola dan dikembangkan dengan baik.
Tidak menutup kemungkinan juga menjadi tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi. Bahkan keberadaan desa Toga dapat “dijual” ke daerah lain dengan ikon atau spesifikasi obat-obatan keluarga. Seperti halnya keberhasilan salah satu kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang berhasil masuk nominasi tingkat Provinsi Jawa Timur terkait Toga.
“Toga akan menjadi inovasi sumberdaya ekonomi masyarakat berbasis pedesaan yang dikelola secara profesional oleh BUMDes misalnya,” ucapnya.
Dosen Fakultas Farmasi Unair DR. Wiwied Ekasari, M.Si.,Apt selaku nara sumber mengatakan, Indonesia kaya akan tanaman obat. Namun jarang dimanfaatkan. Dirinya bercerita, mahasiswa yang mengikuti mata kuliah jamu yang disampaikannya berasal dari luar negeri. Peserta kelas internasional pada mata kuliah jamu banyak diikuti mahasiswa dari Eropa. Hal tersebut membuktikan, tanaman obat di Indonesia banyak diminati negara lain untuk dimanfaatkan.
“Jadi setiap semester, saya membawahi mata kuliah jamu. Yang saya ajari anak-anak luar negeri, mahasiswa luar negeri, karena tertarik jamu,” ucapnya.
DR. Wiwied Ekasari juga mengatakan, Toga merupakan apotik hidup. Banyak keuntungan dari pemanfaatan tanaman obat. Selain murah juga mudah didapat. Selain itu, efek samping yang ditimbulkan tidak seperti obat modern saat ini. Efeknya lebih kecil. (wob)