Zulfikri Ternak Udang Hias dan Lobster Air Tawar, Ini Hasilnya
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Selama ini kita mengenal udang dan lobster air laut maupun air payau banyak diperjualbelikan di pasaran untuk hiasan akuarium maupun dikonsumsi. Di Sidoarjo Jawa Timur terdapat peternak yang membudi dayakan lobster dan udang hias air tawar yang diminati penggemar ikan hias akuarium. Dari hasil ketekunannya ini, peternak tersebut bisa menghasilkan jutaan rupiah per-bulannya.
Peternak lobster hias air tawar tersebut adalah Zulfikri (43) warga Desa Kebonsari Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Sekitar lima tahun terakhir, ayah 4 anak itu menekuni ternak hewan bercangkang keras tersebut. Keindahan bentuk dan warna udang serta hasil yang menjanjikan membuat Zulfikri tertarik menekuni budidaya yang tak jamak dilakukan orang.
Lobster dan udang hias air tawar ini memang menarik. Warnanya merah menyala dan dengan bentuk yang unik membuatnya menjadi idola penggemar hewan air tawar. Tak heran, udang hias milik Zulfikri menjadi salah satu favorit penghobi ikan hias untuk dijadikan pelengkap akuarium mereka.
Zulfikri memiliki dua jenis lobster hias yang banyak diminati yakni Red Claw dan Red Marlboro. Jenis Red Claw memiliki ciri badan hitam dengan supit merah. Jenis ini selain untuk ternak hias juga bisa dikonsumsi sebagai masakan sebab beratnya bisa mencapai satu kilogram lebih. Sedangkan jenis Red Marlboro warna tubuhnya merah dan tidak bisa dikonsumsi. “Saya hanya punya dua jenis yakni Red Claw dan Red Marlboro saja, karena yang paling banyak dicari ya dua jenis itu,” kata Zulfikri di rumahnya Desa Kebonsari Candi, Jumat (5/7/2019).
Kegiatan di pagi hari bapak 4 anak ini dimulai dengan mengecek kondisi air. Kondisi air pada budidaya lobster ini sangat diperhatikan, karena lobster mudah stres atau bahkan menjadi agresif bila suhu atau kandungan mineral yang berada di dalam air berubah. Suhu di dalam air harus dijaga agar tetap berkisar antara 20 hingga 22 derajat celcius.
Setelah mengecek kondisi air, Zulfikri lantas membersihkan hama yang menjadi musuh utama anakan lobster dan udang hias di antaranya yakni katak dan kecebong. Setelah itu barulah memberi makan lobster dan udang hias tersebut dengan menggunakan pakan pelet ataupun kupang mentah.
Pemberian pakan ini juga patut diperhatikan, karena bila pakan tidak habis dalam sehari sisa pakan akan menjadi amoniak yang bisa mengakibatkan lobster tersebut mabuk bahkan mati. “Pemberian pakan gak usah banyak-banyak asal cukup, karena kalau tidak habis sisa makanan bisa menjadi racun bagi lobster dan udang,” terang Fikri.
Kolam yang dimiliki Zulfikri tidaklah luas hanya sekitar lima kali lima meter yang disekat menjadi beberapa bagian, namun karena ketelatenan dirinya usaha yang digeluti sejak 5 tahun yang lalu kini bisa dirasakan keuntungannya.
Meski hanya memiliki kolam berukuran lima kali lima meter yang disekat menjadi beberapa bagian, namun ketelatenannya membuahkan hasil. Zulfikri menjadi salah satu pemasok lobster dan udang hias air tawar di pasar ikan Gunungsari-Surabaya dan Sidoarjo.
Saat ramai permintaan, dalam satu bulan dirinya bisa mengirim empat hingga lima kali yang berjumlah seribu ekor dalam setiap pengiriman. Harga di Pasar Ikan Gunungsari saat ini satu ekor lobster mencapai Rp 10 ribu sedangkan udang hias seharga Rp 5 ribu hingga Rp 100 ribu per ekor.
Selain rutin mengirim ke pasar ikan, tak jarang para pembeli datang langsung ke rumah. Biasanya pembeli yang langsung datang ke rumah yakni para peternak pemula yang ingin mencoba budidaya lobster dan udang hias air tawar.
Untuk indukan dijual satu paket yakni dua pejantan dan lima betina usia tiga hingga lima bulan seharga Rp 300 ribu. “Alhamdulillah, kalau lagi ramai bisa dapat duit lumayan, pernah satu bulan bisa mendapatkan Rp 3 juta hingga Rp 4 juta,” imbuhnya.
Dirinya sempat vakum beberapa bulan dari budidaya udang hias dan lobster air tawar ini, karena sibuk mengurusi ternak bebek. Namun kini Zulfikri mulai serius kembali untuk ternak lobster dan udang hias karena permintaan terus berdatangan. Bahkan dirinya mengaku mendapat permintaan dari Kalimantan namun dia menolak, karena takut tidak bisa memenuhi target yang diminta. (wob)