Citizen Reporter
Tidak Malu Lagi Belajar Bahasa Inggris

Di era globalisasi seperti sekarang ini, Bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat umum.

Di Indonesia, banyak percakapan sehari-hari kini menggunakan Bahasa Inggris yang sejatinya bukan bahasa asli negeri ini.

Banyak perusahaan memprioritaskan para pelamar kerja mampu berbahasa Inggris sebagai syarat utama diterima bekerja. Selain itu, beberapa sekolah kini juga mengharuskan calon siswanya bisa Bahasa Inggris saat penerimaan siswa baru.

Seiring tuntutan mampu berbahasa Inggris ini, kini di beberapa daerah bermunculan komunitas-komunitas wadah untuk belajar Bahasa Inggris secara gratis.

Di Malang ada komunitas Main EC (English Club) Malang. Komunitas ini merupakan tempat berkumpulnya orang-orang dari segala usia serta profesi. Ada siswa SD-SMP-SMA, mahasiswa, guru, petani dan masyarakat umum yang ingin belajar Bahasa Inggris di Malang.

Komunitas Main EC Malang dibentuk pada 2006. Anggota yang bergabung pada komunitas ini memiliki agenda pertemuan rutin untuk belajar bersama mengenai Bahasa Inggris.

Bertempat di Gazebo Gedung H-5 Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, anggota Main EC Malang ini selalu berkumpul pada Jumat dan Minggu.

“Ini adalah komunitas yang bertujuan untuk memfasilitasi siapapun yang ingin berkomunikasi atau mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris,” kata Syafiq Ubaidillah, Presiden Main EC Malang.

Komunitas ini berkumpul untuk menambah ilmu berbahasa Inggris mereka. Khusus Minggu ada tiga sesi belajar yakni speaking, grammer dan discussion.

Saat sesi belajar, anggota yang telah menjadi member atau yang telah menguasai Bahasa Inggris dengan baik, secara bergiliran didaulat menjadi Programmer atau Penanggung Jawab. Tidak jarang mahasiswa dari luar negeri yang menimba ilmu di Malang berpartisipasi menjadi tamu.

“Mereka sangat heran dan kagum melihat antusias orang Indonesia yang rela meluangkan waktu untuk berkumpul demi belajar Bahasa Inggris. Bahkan mereka bertanya, apakah tidak ada pekerjaan lain selain kumpul-kumpul. Mereka salut kepada kami yang rela melakukan seperti ini tanpa ada paksaan. Mereka datang dari Kanada, Singapura dan Amerika,” terangnya.

Selain belajar di area kampus di Malang, komunitas ini memiliki agenda rutin setiap dua bulan sekali yakni menggelar kegiatan outdoor di alam bebas. Selain untuk menghilangkan rasa jenuh, belajar di alam juga memiliki kesan tersendiri.

Pada Minggu sore, terlihat anggota Main EC berkumpul, membahas diskusi tentang tiga pilihan topik yang telah ditentukan Programmer.

Pada pembahasan kali ini para anggota diminta menyampaikan pendapatnya, baik soal kehidupan sehari-hari, sosial maupun budaya dalam Bahasa Inggris.

Ketika salah satu anggota kesulitan mengutarakan pendapatnya menggunakan Bahasa Inggris, anggota lain langsung membantu, hingga pertemuan pada Minggu sore itu berjalan menyenangkan.

Komunitas ini menjadi salah satu solusi mengatasi problem bagi mereka-mereka yang tidak percaya diri mengikuti pelatihan Bahasa Inggris di tempat formal.

“Kami melihat minat untuk belajar Bahasa Inggris khususnya di Malang ini sangat pesat. Bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan,” jelas Syafiq.

Sementara itu Asri Nur Aina, mahasiswa semester 2 Magister Administrasi Publik, FIA Universitas Brawijaya Malang yang merupakan anggota Main EC mengaku kini lebih percaya diri saat berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris. Selain itu ia juga dapat bertukar pengalaman dengan anggota lain.

“Salah satu pendorong dan manfaat gabung disini, saya mendapatkan English Environment dan bisa terus memperbaiki Bahasa Inggris saya. Disini metodenya juga fun, jadi Main EC tidak hanya jadi tempat belajar saja, tetapi juga sebagai tempat refresh untuk yang punya banyak aktivitas sehari-hari. Pokoknya tidak melihat usia, semua bisa have fun belajar Bahasa Inggris disini,” tutur Aina yang bergabung di Main EC sejak September 2018. (*)

meidina

PENULIS : Meidiana Eka Yatmawati, Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Malang.

Jika kalian tertarik mengisi rubrik Citizen Reporter, silakan kirim tulisan kalian disertai foto kegiatan dan data diri kalian ke email, suryakabar.sby@gmail.com.

Tulisan tidak berisi SARA, politik dan pornografi serta bukan berita HOAKS. Redaksi menyeleksi tulisan yang akan diturunkan. Redaksi mohon maaf, karena tulisan yang termuat tidak ada honor. Terima kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *