Akses Jalan Desa Candinegoro Wonoayu Menuju Desa Terung Wetan Sekitar Puluhan Meter Tergenang Air
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Tingginya curah hujan, Selasa (8/1/2019) mengakibatkan akses jalan di Desa Candinegoro, Kecamatan Wonoayu menuju Desa Terung Wetan, Kecamatan Krian, Sidoarjo, tergenang air. Hingga Rabu (9/1/2019) air masih tampak menggenangi jalan desa tersebut hingga ketinggian sekitar 20 centimeter.
Dari pantauan di lapangan, genangan air setinggi betis orang dewasa dan sepanjang puluhan meter tersebut membuat para pengguna jalan terpaksa harus mengurangi kecepatan. Selain itu pengendara juga harus berhati-hati, karena genangan air ini beberapa anak-anak bermain air di tengah jalanan.
Terlihat, genangan air yang terjadi di jalan pemisah antara Dusun Sono RT 01 dan Dusun Candi RT 01 desa tersebut disebabkan luapan air saluran sungai avoer yang tak sanggup menampung debit air yang tinggi usai hujan deras. “Genangan ini tak seberapa, karena hujannya sebentar. Biasanya terkadang lebih luas dari itu hingga masuk teras warga sekitar,” kata Soekardi (50) Carik (Sekertaris Desa) Desa Candinegoro.
Soekardi mengatakan, genangan pada titik tersebut menjadi langganan tergenang setiap musim hujan. Air yang menggenangi diakibatkan dari air sungai yang meluap. Dikatakan Soekardi, sungai itu mudah sekali penuh, karena memang sungai tersebut merupakan sungai buangan air dari beberapa desa.
“Air yang masuk ke sungai yang mengalir ke utara yakni ke Desa Terung itu merupakan air kiriman dari desa-desa lain seperti Desa Junwangi dan desa lain di Kecamatan Krian yang ada di wilayah baratnya Desa Candinegoro ini kemudian jadi satu di sungai itu. Itu sebabnya, sungai itu mudah sekali meluap kalau usai hujan,” urainya.
Selain air kiriman yang debitnya tinggi saat musim hujan, Soekardi menjelaskan, cepatnya genangan air juga diakibatkan pada aliran air yang mengarah ke timur semakin menyempit dan juga pada sisi timur posisi letak di perbatasan Desa Candinegoro dengan Desa Plaosan menjadi titik bertemunya air dari desa lain.
“Pada titik tersebut merupakan titik temu air dari beberapa desa yang debitnya tinggi, sehingga kapasitas sungai tak mampu menampung, sehingga di Dusun Sono itu menjadi meluap ke jalan raya dan bahkan hingga ke teras rumah warga. Namun kalau sudah tidak hujan sehari itu sudah surut lagi tapi kalau hujan lagi ya genangannya akan makin meluas,” tandasnya. (wob)